Tentang Pemerintah, Prabowo : Elit Itu Senyumnya Bohong

Jambi- (harianmetropolitan.co.id)- Ribuan masyarakat Provinsi Jambi tumpah ruah memenuhi gedung Ratu Convention Center (RCC) guna menyambut kedatangan Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Kamis 14 Maret 2019.

Kala itu, Prabowo berpidato lantang dengan mengatakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara luar biasa, sebab kekayaan alam melimpah ruah. Sayangnya, Bangsa Indonesia selama ini belum mampu menjaga kekayaan alam, sehingga mengalir begitu saja ke luar negeri. “Mari kita jaga kekayaan alam untuk anak cucu,” ujar Prabowo disambut tepuk tangan masyarakat.

Menurut Prabowo, masalah seperti itu berasal dari kaum elit di Jakarta yang gagal mengelola negara. Sebagian besar hanya memikirkan diri sendiri dan keluarga, bukan kepentingan rakyat. “Mungkin membuat suatu dinasti 15 keturunan, saya sendiri tidak paham,” katanya.

Capres nomor urut 2 itu menceritakan pesan dari gurunya terdahulu bahwa terdapat dua tugas utama pemimpin yaitu mengenakkan keadilan dan membuat rakyat sejahtera.

Pesan itu menjadi pegangan Prabowo bersama Sandiaga Uno agar masyarakat Indonesia adil dan makmur. Selain itu, dirinya percaya bahwa semua agama di bumi mengajarkan hal serupa.

Jelang 33 hari menuju pesta demokrasi, Prabowo mengatakan bahwa dirinya sangat gembira dapat mengunjungi berbagai daerah di seluruh Indonesia. Sebab dirinya dapat merasakan harapan besar dari rakyat terhadap perubahan. Bahkan menurutnya, tawa canda dari masyarakat tulus dan tidak dipaksakan.

“Saya gembira kalau ketemu langsung dengan masyarakat. Karena kalau di elit itu senyumnya bohong,” ucap Ketua Umum Gerindra itu.

Dihadapan seluruh masyarakat Provinsi Jambi, Prabowo mengungkapkan rasa mirisnya terhadap pemerintah saat ini. Sebab mengizinkan bahan-bahan import beredar di Indonesia. Sehingga cenderung tidak membela petani dan bahan produksi asli Indonesia.

Baca Juga :   Bahtiar Baharuddin: Jangan Anggap Pandemi Sudah Berakhir

Dirinya miris karena Indonesia harus mengimpor garam, jagung, singkong dan lainnya sedangkan kekayaan Indonesia sangat luas. Termasuk harga sawit dan karet kian jatuh.

“Kenapa jatuh, karena elit itu tidak mampu mengurus negara ini. Karena elit tidak memakai akal sehat. Mereka hanya ingin mengakal-akali rakyat Indonesia. Saya merasa rakyat Indonesia sudah tidak mau di akal-akali lagi,” tegasnya.

Laporan: Novalino

Telah dibaca 786 kali

Bagikan
  • 53
    Shares

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan