Sungguh Terlalu, Disdik Kepri, Acuhkan Atlet Natuna ?

Natuna- (harianmetropolitan.co.id). Reki, pemuda asli Kabupaten Natuna duduk termenung menadah kelangit-langit atap teras sekolah SDN 1 Ranai-Bunguran Timur, usai melatih beladiri Karate terhadap para juniornya, Jumat sore 27 Juli 2018.

Ia duduk termenung cukup lama, seolah menandakan, dirinya tengah mengalami masalah berat.

Kepada Media Harian Metropolitan, Reki tidak banyak berbicara soal kegelisahan hatinya. Sebagai seorang pelajar di SMAN 2 Bunguran Timur, Ia hanya bisa pasrah, begitu mendengar kabar, seluruh kontingen Natuna, dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Kepulauan Riau, tidak jadi di berangkatkan.

Padahal, pemuda asli Ranai tersebut, sudah berjuang cukup keras mengikuti Training Center (TC), selama dua bulan, sebelum bulan puasa lalu.

“Siang malam saya mempersiapkan diri, tapi hasilnya malah seperti ini,” ucap Reki, di saksikan pelatih seniornya, Rian Sianipar, yang saat itu tiba-tiba saja datang.

Kekecewaan Reki, mengingatkan masyarakat Natuna, akan ajang O2SN SD-SLTP tingkat Provinsi Kepri tahun 2017 lalu, dimana atlet berprestasi tidak dapat uang pembinaan dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA N 2 Bunguran Timur, Ida Susanti, saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Sabtu 28 Juli 2018, membenarkan hal di atas.

Ia menerangkan, ketidak pergian kontingen Natuna dalam ajang O2SN tingkat SLTA, lantaran tidak adanya biaya transportasi dari Disdik Kepri.

Semua biaya transportasi malah di bebankan pada sekolah, sementara anggarannya tidak ada. Oleh sebab itu, atas rapat Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), sejumlah sekolah sepakat tidak ada satupun kontingen Natuna, berangkat.

Namun Ia tidak mengerti mengapa Dinas Pendidikan Provinsi Kepri tidak menganggarkan. Iapun menyarankan, agar langsung menemui Ketua MKKS, Tomo. “Sebab beliau lebih tau,” ucap Ida.

Selain kegiatan O2SN, kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional ( FL2SN) SLTA tingkat Kabupaten dan Provinsi juga tidak mendapat perhatian pemerintah Provinsi Kepri.

Baca Juga :  Arif : Membangun Bangsa Melalui Data

Ida menyebutkan, untuk kegiatan FL2SN, kontingen Natuna tidak di kirimkan juga, lantaran biaya transportasi tidak di tanggung Disdik Kepri, malah di bebankan ke sekolah.

“Tiket dari Natuna kan malah, manalah sanggup sekolah. Daerah kita bukan seperti Kota Batam atau Karimun, dekat dengan Tanjung Pinang,” ucap Ida. “Lain kali, kalau mau buat kegiatan seharusnya di beritahu dari dulu, kalau tidak ada anggaranya, sehingga sekolah bisa buat proposal, jangan mendadak seperti ini, kan anak-anak Natuna kasihan, mereka dah berharap ikut setelah lebaran, ternyata tidak jadi,” ucap Ida menambahkan.

Hal senada di sampaikan Ketua MKKS Kabupaten Natuna, Tomo, saat di konfirmasi via telepon selulernya, Sabtu 28 Juli 2018.

Ia menerima pesan dari Disdik Kepri bahwa anggaran transportasi kegiatan O2SN SLTA, di tanggung pihak sekolah. Alasannya, lantaran kondisi anggaran.

Perhatian pemerintah Provinsi Kepri memang kurang maksimal. Seharusnya, Natuna mendapat perlakukan khusus, mengingat biaya transportasi dari Natuna cukup tinggi, tidak sama seperti daerah lain, yang dapat pergi ke provinsi dengan menggunakan kapal Fery saja.

Faktor- Faktor seperti ini lah yang membuat Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal, ingin secepatnya, Kabupaten Natuna segera menjadi Provinsi, agar seluruh masyarakat merasakan dampak dari percepatan pembangunan.

“Suara pemuda Natuna di sumbangkan dalam Pilkada Kabupaten Natuna, tapi setelah kami duduk, tidak dapat berbuat banyak, karena kewenangan pendidikan tingkat SLTA sederajat sudah ranah provinsi,” ucap Hamid beberapa waktu lalu, di halaman Gedung Sri Srindit.

Jika hal-hal seperti ini terus terjadi, bukan tidak mungkin sejumlah atlet-atlet di Kabupaten Natuna, merasa di anak tirikan dengan kabupaten/ kota lain. >>Redaksi

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan