
harianmetropolitan.co.id, NATUNA– Sidak Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Natuna, Rabu 13 Maret 2019 lalu, terdapat sejumlah alat dan mesin medis rusak tidak dapat fungsikan kembali.
Saat sidak tersebut, Wan sofyan dampingi
Direktur RSUD, dr. Medi Primatori Purnawan, Sp.B, Kepala Dinas Kesehatan, Rizal Rinaldi bersama Dokter Robert situmorang, Sp.OG yang merupakan dokter Spesial Kandungan di RSUD Natuna dan berapa orang staf tampak terlihat ikut mendampingi ke ruang ruang pasien.
Ketua Komisi 1, Wan Sofyan saat diwawancarai sejumlah wartawan menyampaikan, bahwa sidak tersebut menindaklanjuti adanya laporan-laporan dari Masyarakat terkait Pelayanan di Rumah sakit.
“Sidak ini, soal banyaknya laporan dari masyarakat terkait pelayanan di RSUD Natuna banyaknya kelemahan-kelemahan yang ada di Rumah sakit tersebut akan kita benahi kembali,” kata Ketua Komisi 1 DPRD Natuna Wan Sofyan.
Disamping itu, Wan Sofyan juga berharap dengan kedatangan kita yang membidangi soal pelayanan RSUD Natuna ini, agar perlu ditingkatkan kembali pelayanan diantaranya, seperti fisik bangunan, kebersihan dan obat-obatan dan lain sebagainya.
“Jadi kami kemari ini, sudah mengumpulkan beberapa temuan-temuan, ada yang masih minus dan ada juga yang perlu ditingkatkan seperti perbaikan pelayanan dan obat-obatan. Jadi bedasarkan sidak ini, kami akan melakukan rapat kembali membahas setruktur di Rumah sakit ini, untuk memperbaiki dan meninkatkan serta memaksimalkan pelayanan ke Masyarakat,” ungkapnya.
Wan sofyan mengutarakan kita melakukan sidak, langsung menanyakan ke pihak management apa saja menjadi kendala dan juga kita bertanya langsung ke para pasien tentang pelayanan dan obat-obatan.
“Saat kita tanya ke pasien, seperti apa pelayanan di RSUD Natuna pasien menjawab bagus, dan obat-obatan juga tersedia. Dan alhamdulilah dengan sidak ini temuan kami baik.
Tetapi masih ada kurangnya, soal Alat CT scan alat berwujud mesin pemindai berbentuk lingkaran berukuran besar seperti terowongan yang cukup dimasuki oleh pasien kondisi alat ini tidak berfungsi maksimal, paling itu saja” tegas Wan sofyan.
Terkait peralatan medis seperti CT Scan. “Saat ini melalui BPJS, untuk masyarakat Natuna sudah ditanggung secara keseluruhan.
Namun yang sangat disayangkan, kata Wan Sofian, peralatan medis di RSUD belum mendukung program BPJS sepenuhnya, sebab CT Scan di RSUD Natuna kondisinya sudah rusak, akibatnya banyak pasien yang harus dirujuk keluar daerah,” ujar Wan Sofian.
Dia juga menyarankan kepada pihak eksekutif untuk melakukan penambahan ruangan rawat inap di RSUD Natuna, sehingga pasien yang ditanggung pada kelas III bisa dilayani dengan optimal.
Selain itu Wan Sofian juga meminta kepada pihak dinas terkait maupun BPJS agar dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak terjadi mis understanding (Kesalahpahaman) tambahnya.
Namun, tak jarang program tersebut yang memiliki tujuan baik masih menimbulkan berbagai keluahan dari masyarakat terutama dalam hal pelayanan BPJS.
“Saat ini BPJS kesehatan masih jauh dari kata layak dan harus terus bersama kita perbaiki,”tutupnya.
Sementara perwakilan RSUD Natuna coba menjelaskan terkait alat media CT Scan yang tak berfungsi, pihaknya telah mencoba anggarkan dari pengajuan DAK tahun 2018.
Namun karena banyaknya pemangkasan anggaran, akibatnya alat medis CT Scan tersebut batal untuk dibeli.
Menurut Management RSUD, alat medis CT Scan telah rusak dan tidak bisa diperbaiki karena software untuk alat sudah tidak tersedia lagi.
“Tahun 2019 ini kita akan coba usulkan perioritas untuk pembelian yang baru,” kata Management RSUD Natuna.***