
BATAM (harianmetropolitan.co.id) – Ribuan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) berunjuk rasa didepan Pemko Batam, Rabu (2/10/2019). Aksi unjuk rasa ini dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia dengan 3 tuntutan nasional dan satu tuntutan lokal.
Ketua FSPMI Kota Batam Alfitoni dalam orasinya mengatakan menolak revisi UU Nomor 13 Tahun 2003 yang dianggap merugikan para buruh, kemudian menolak kenaikan BPJS Kesehatan, selanjutnya menolak upah murah dan meminta pemerintah mencabut PP 78 tentang pengupahan. “Untuk Pemko Batam sendiri, kami meminta kenaikan upah minimum sektoral (UMS) ini ditetapkan hingga akhir bulan ini, dan awal 2020 sudah mulai berlaku,” kata Alfitoni saat berorasi.
Aksi buruh ini diwarnai dengan turunnya hujan gerimis, namun hal itu tidak menghalangi niat para buruh untuk melakukan aksi. Tidak berapa lama kemudian, Walikota Batam Muhammad Rudi menemui para buruh dan naik ke panggung orasi. Rudi mengatakan agar hari Senin mendatang para buruh datang untuk menemuinya kembali.
Setelah pertemuan itu nantinya akan diagendakan pertemuan lanjutan untuk membahas tuntutan para buruh. “Saya diberi amanah sebagai Walikota Batam dan Kepala BP Batam, tentu saya ingin kesejahteraan buruh terjamin,” kata Rudi. Aksi demonstrasi itu berjalan dengan baik dan dikawal sekitar 600 aparat gabungan dari Polresta Barelang, Polda Kepri serta Satpol PP. (*Munawir)