
harianmetropolitan.co.id, Anambas – Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kabupaten Anambas memberikan klarifikasi perihal cuitan di media sosial pada akun Instagram Ilovekepri yang memberitakan AR salah satu siswi SLTA di Kabupaten Anambas.
Diketahui, AR berhenti sekolah lantaran malu akibat diejek oleh teman-temannya. Hal itu terjadi setelah siswi tersebut sebelumnya pernah ditegur langsung oleh gurunya lantaran sedang berdua dengan teman lelakinya di atas motor di tempat umum.
Ketua KPPAD Kabupaten Anambas, Ronald Sianipar, menjelaskan bahwa pemberitaan di cuitan tersebut tidak berimbang, dan pihaknya juga tidak mendukung perkataan oknum guru itu.
Sebagaimana diketahui, Ronald menuturkan, dalam kasus ini ada dua hal yang harus disikapi yakni, hak anak dan etika seorang guru.
“KPPAD fokus kepada hak anak sesuai tupoksi kami,” ujar Ronald saat dikonfirmasi media harianmetropolitan.co.id, pada Selasa, 21 Januari 2020.
Ronald menceritakan bahwa P2TP2A Kabupaten Anambas sudah terlebih dahulu menerima itu, dan mengkoordinasikannya ke KPPAD. “Berhubung cuaca tak mendukung kami tidak bisa cepat untuk terjun kelapangan untuk menghimpun informasi tersebut,” katanya.
Ronald membeberkan, tepat tanggal 5 Desember 2019 lalu, KPPAD bersama Dinas Sosial melakukan mediasi kepada AR untuk mengikuti ujian sekolah. “Karena saat itu sedang dilaksanakan ujian semester,” ujarnya.
“Saat dilakukan mediasi AR akhirnya akan mengikuti ujian dengan syarat tidak di sekolah tetapi di kantor Camat saja, berselang waktu AR tak kunjung datang untuk mengikuti ujian dan pihak sekolah melayangkan surat panggilan.”
Dikatakan Ronald, perihal tersebut yang menjadi pemicu nilai rapor AR tidak tuntas, dan pihak keluarga melaporkan hal ini ke KPPAD. Ia menyebut, sempat dilakukan koordinasi dengan pihak sekolah, namun pada saat itu sekolah sedang libur.
Dalam penanganan kasus ini, Ronald mengatakan, dibutuhkan waktu dan proses yang panjang. “Persoalan inilah yang tak di pahami sipembuat berita, karena hanya mendengarkan sang keluarga,” tuturnya.
Selain itu, Ronald menerangkan, zaman ini moral anak di bangsa kita sangat memprihatinkan, terkait hal ini dalam menelaah sebuah kasus KPPAD harus profesional.
Ronal menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Anambas sangat konsen dalam penangan kasus ini bahkan Dinas Sosial sudah tiga kali menanyakan persoalan ini ke KPPAD. “Saya sangat kecewa terhadap pernyataan si pembuat berita,” ucap Ronald.
“Sangat diperlukan komunikasi yang baik agar tidak timbul salah paham, dan mari kita lebih bijak lagi untuk menelaah sebuah laporan dan jangan terlalu berlebihan,” ajak Ronald. (*Roza Padri)