Timbulkan Polemik, Ifan Minta Maaf

harianmetropolitan.co.id, Natuna –  Pengurus KNPI Natuna, MPC PP Natuna dan Sekretaris RT/RW melakukan konfrensi pers terkait malam syukuran dan apresiasi tim observasi WNI dari Wuhan yang dilaksanakan di Gedung Sri Serindit, Sabtu 15 Februari 2020 kemarin.

Konfrensi pers ini dilakukan untuk mencegah kegaduhan dan permasalahan yang ditimbulkan  pada acara tersebut. Kegaduhan ini terjadi setelah adanya kata-kata “acara ini diselengarakan oleh masyarakat Natuna dan didukung oleh BNPB dan Pemerintah Daerah” serta anggaran yang digunakan untuk acara tersebut.

Jumpa pers yang dilakukan di Ranai Square ini meminta pihak terkait, yakni pihak panitia untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi sehingga membuat kisruh dan memecah belah suasana Natuna yang sudah kondusif. Setelah diundang secara terbuka, akhirnya panitia acara malam syukuran yakni AE Hermawan (biasa dipanggil Ifan) datang untuk melakukan klarifikasi.

Kronologisnya, Ifan menceritakan awalnya acara malam syukuran ini ketika ia dihubungi oleh beberapa petinggi dari BNPB dan Kemenko PMK untuk diajak sama-sama membuat acara syukuran yang melibatkan masyarakat Natuna.

“Tugas saya adalah belanja ikan, menyiapkan masakan tradisonal dengan waktu 2×24 jam. Tidak ada perencanaan dan dikoordinasikan terus. Untuk spanduk, arahan langsung dari satgas BNPB. Artinya mereka yang pesan desain saya tinggal pasang. Tugas saya adalah masak dan masang baleho. Tugas rekan saya Cherman secara teknis pembawa acara, musik dan perangkat didepan. Soal polemik penggunaan “acara ini diselengarakan oleh masyarakat Natuna” karena saya merasa bagian dari masyarakat Natuna. Semua acara ini terbuka dan transparan,” kata Ifan, Jumat, 21 Februari 2020.

Untuk masalah anggaran dari acara yang memakai Even Organizer (EO), Ifan menyarankan untuk mengklarifikasi ke BNPB apakah ada aliran dana yang masuk kepadanya. “Saya tidak menerima dana dari pusat, baik dari BNPB, Menko PMK dan tim observasi,” katanya.

Jawaban AE Hermawan dipertanyakan oleh Ketua KNPI Natuna Haryadi. Haryadi mengatakan Natuna mempunyai Pemerintah Daerah dan Legislatif Natuna yang dipilih oleh masyarakat Natuna dan merupakan perpanjangan tangan masyarakat.

“Kalau pribadi Pak Ifan yang mengatakan ini yang mengatasnamakan masyarakat Natuna, apakah ini sudah cukup, apakah elemen-elemen masyarakat sudah terwakilkan?. Secara organisasi dan lembaga yang saya pimpin tidak merasa terwakilkan,” kata Haryadi.

Haryadi mengatakan, mencari panggung atau tidak itu merupakan hak pribadi masing-masing dengan memanfaatkan momen yang ada. Tapi ia tidak ingin menjual nama masyarakat tapi akhirnya nanti menyakiti dan menyinggung hati masyarakat itu sendiri.

“Saya di buli, ketua MPC PP Natuna di buli dan yang lain juga dibuli karena masyarakat Natuna tahu bahwa kami di depan yang pertama kali menolak observasi ini dilakukan di Natuna. Tapi tiba-tiba, kami dibilang berpesta dan mempunyai gawai ini. Sampai kami dibilang bisa diukur oleh pemerintah pusat. Kalian dapat berapa? Sampai ditanyakan seperti itu kepada saya. Sepersen rupiah pun saya tidak dapat. Saya hanya ingin mengawal bagaimana daerah ini bisa maju dan berkembang, kita usulkan ke Pemerintah Pusat. Saya tidak pikir untuk saya hari ini, untuk anak cucu kita kedepannya,” kata Haryadi.

Baca Juga :  20 Pasien Dinyatakan Sembuh Covid-19, Berikut Asal Daerahnya

Untuk itu, hari ini Haryadi telah menganggap Ifan sudah mengkotak-kotakan untuk memecah belah suasana di Natuna.

“Kalau Pak Ifan merasa ini salah, minta maaf secara terbuka. Kalau merasa ini benar, pertahankan saja argumennya. Pandangan kacamata kami, Pak Ifan sudah melakukan kesalahan karena sudah membawa nama masyarakat. Kami diserang oleh masyarakat Natuna,” katanya.

Akhirnya Ifan membuat pernyataan. Kalau ia dianggap telah menyakiti masyarakat Natuna dengan ini menyatakan secara terbuka meminta maaf seribu kali maaf. Karena niatnya tidak ingin mendeskreditkan masyarakat Natuna, merugikan masyarakat Natuna atau untuk keuntungan pribadinua.

“Lillahi ta’alla saya bisa pertanggungjawabkan itu kepada Allah SWT dan di muka hukum dan saya siap disumpah untuk itu. Untuk sumber pendanaan acara malam syukuran, silahkan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait. Kalau perlu mediasi, silahkan ke aparat penegak hukum, silahkan biar jelas semuanya,” kata Ifan.

Sementara itu ketua MPC Pemuda Pancasila (PP) Natuna Fadillah mengatakan, cerita tentang acara syukuran ini selalu berubah, bahasa hari ini berubah lagi. Kalau dari awal saya tahu acara ini bukan dari BNPB saya pastikan PP tidak ikut membacakan 9 aspirasi masyarakat yang akan disampaikan ke pusat. Sudah ada pembohongan, informasi yang diberikan antara ifan dan Cherman sebagai panitia berbeda.

“Kalau Ifan mengatakan sudah siap untuk jalur hukum, saya akan laporkan ke pihak berwajib. Biar terang benderang, kami disalahkan orang gara-gara ikut andil dalam acara itu. Kami dibilang membuat acara ini, sementara kami tidak terlibat sama sekali. Permintaan secara hukum, kita tempuh jalur hukum,” kata Fadillah.

Sekretaris Forum RT/RW Kecamatan Bunguran Timur  Wan Hariansyah, mengatakan Insya Allah memaafkan dan menyampaikan kepada masyarakatnya. Ia berpesan kalau ada agenda, tolong disampaikan kepada mereka. Harapannya kedepan, lakukan audensi dan libatkan masyarakat.

Diakhir pertemuan, Haryadi menyampaikan telah mendengar permintaan maaf dari AE Hermawan secara terbuka.

“Kepada seluruh rekan-rekan Natuna, terpulang kepada pribadi masing-masing menerima atau tidaknya permintaan maaf tersebut. Apabila ada yang belum puas, silahkan dilanjutkan sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara kita,” imbuh Haryadi. (Alu)

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan