
Tanjungpinang- (harianmetropolitan.co.id). Sepasang suami istri (Pasutri), Izwan Fadli dan Sri Handayani Theresia yang menjadi terdakwa kasus narkoba divonis hakim dengan hukuman yang berbeda.
Iswan divonis dengan hukuman selama lima tahun dan enam bulan penjara, sementara istrinya divonis dengan hukuman selama empat tahun penjara.
Putusan tersebut dibacakan majelis hakim yang dipimpin Corpioner pada sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Tanjungpinang, Kamis (27/8/2020).
Selain hukuman badan, kedua terdakwa juga dikenakan hukuman membayar denda masing-masing senilai Rp 1 miliar. “Apabila denda tidak dibayarkan, maka akan diganti dengan hukuman selama tiga bulan kurungan,” ujar Corpioner membacakan amar putusannya.
Vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Desta Garindra yang sebelumnya menuntut terdakwa Izwan Fadli dengan hukuman selama enam tahun penjara. Sedangkan, Sri Handayani dituntut selama lima tahun penjara.
Hakim menilai kedua terdakwa terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 112 Ayat (1) Jo Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Terhadap putusan tersebut kedua terdakwa yang menyaksikan persidangan secara virtual mengatakan menerima, begitu juga dengan JPU mengatakan hal yang sama.
“Karena kedua pihak menyatakan menerima, maka perkara ini dinyatakan berkekuatan hukum tetap,” ujar Corpioner sembari menutup persidangan.
Sebagaimana dalam dakwaan JPU, terdakwa Iswan Fadli dan istrinya diamankan anggota Satresnarkoba Polres Tanjungpinang pada tanggal 30 Januari 2020 lalu. Keduanya diamankan saat berada di rumah mereka dalam sebuah penggerebekan.
Dari hasil penggerebekan di rumah terdakwa tersebut, petugas menemukan delapan paket dengan berat netto 4,39 gram yang diduga narkoba jenis sabu. Paketan menggunakan plastik bening.
Selain paket, petugas juga menemukan seperangkat alat hisab sabu (bong), satu buah mancis gas dan satu bundle plastik bening yang terletak di lantai rumah terdakwa.
Paket tersebut diperoleh terdakwa Iswan dari seseorang bernama Yuyun (DPO) dengan cara diletakkan di bawah sebuah tiang listrik, lalu dijemput terdakwa, kemudian dibawa ke rumahnya.
Sebelum terdakwa diamankan, paket tersebut sempat akan dibawa keluar oleh Iswan, namun dicegah istrinya karena khawatir ditangkap polisi, lalu menyimpannya di saku celananya.
Penulis: Rindu Sianipar.
Editor: Doni Sianipar.