Jaga Ketahanan Energi, di Tengah Pandemi

(Pjs. Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Haryanto Safri. Foto : SKK Migas Sumbagut)

harianmetropolitan.co.id, Natuna— Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi (KKKS Migas) berkomitmen menjaga operasi Industri Hulu Migas agar tetap optimal, meski di tengah pandemi Corona Virus Disease (covid19).

Saat menjadi pembicara dalam kegiatan lomba karya jurnalistik SKK Migas Sumbagut dan KKKS Migas di Kabupaten Natuna, Kamis 6 Agustus 2020 lalu, Haryanto Safri, selaku Pjs. Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, notabenenya Kepala Departemen Operasi SKK Migas Sumbagut, begitu detail menerangkan bagaimana strateginya. “Disiplin menerapkan protokol kesehatan, cara kami mempertahankan operasi Industri Hulu Migas,” ucap Haryanto, tersenyum optimis.

Sejumlah kuli tinta pun sangat serius mendengarkan pemaparannya. Padahal, pagi itu sedang turun hujan deras, tapi tidak satu pun wartawan meninggalkan kegiatan webinar. Bagi para kuli tinta, kegiatan ini sangat penting.

Panitia pun menggelar acara itu secara terbuka, sehingga dapat di ikuti oleh pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Natuna dan masyarakat. Tujuannya, untuk mengedukasi bagaimana operasi Industri Hulu Migas bekerja di tengah pandemi covid19.

Agar tidak terlihat monoton saat memaparkan materi, Haryanto Safri, pria kelahiran Pekanbaru 10 Januari 1972 itu sesekali melontarkan senda gurau terhadap peserta webinar. Namun, ia sangat serius saat mengatakan, SKK Migas Sumbagut dan KKKS Migas selalu mengutamakan keselamatan pekerja, apalagi di tengah pandemi covid19.

Paling membanggakan, SKK Migas Sumbagut dan KKKS Migas sedang berusaha optimal menyelesaikan proyek pengembangan sumur Buntal-5, sumur dasar laut yang berlokasi di Blok B, Kepulauan Natuna. “Bahkan, Medco E&P Natuna, telah berhasil melakukan eksplorasi sumur Kaci-2,” ucap pria berdarah Minangkabau tersebut.

Tidak itu saja, di tahun 2021 mendatang, Premier Oil akan melakukan pengeboran 2 sumur yaitu Kuda Laut-2 dan Singa Laut-2. Tentunya, keberhasilan ini dipupuk dengan komitmen dan disiplin yang kuat. Sebab untuk mencapai keberhasilan tersebut, SKK Migas Sumbagut dan KKKS Migas harus melewati tantangan, seperti menerapkan protokol kesehatan, meminimalisir karyawan, persoalan logistik, menjaga produksi dan lifting Migas, mencari sumber cadangan Migas di tengah turunya harga minyak dunia dan terutama memastikan keselamatan karyawan dari bahaya covid19.

Baca Juga :  Hari Raya Idul Adha, Bhabinkamtibmas Dan Personil Polsek Bunguran Timur Bagikan Daging Qurban

Nah, untuk mengantisipasi penyebaran covid19, SKK Migas Sumbagut memiliki metode pencegahan di wilayah operasi KKKS dengan cara, rutin melakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada setiap karyawan, mengurangi penerbangan reguler crew change, melakukan pembatasan akses masuk Matak Base, menempatkan poster sosialisasi covid19 dan rutin menyemprotkan disinfectan.

Lantas, jika perjuangannya serumit itu, apa yang menjadi dasar SKK Migas Sumbagut menyakinkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas, untuk tetap beroperasi?. Jawabannya, demi ketahanan energi nasional. Sebab, keberadaan Industri Hulu Migas merupakan salah satu penggerak dan lokomotif pembangunan nasional dan daerah. Keberadaan Industri Hulu Migas menciptakan multiplier effect bagi pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Sektor Industri Hulu Migas memberikan kontribusi Dana Bagi Hasil  Migas (DBH) kepada pemerintah sebanyak 85 persen (%) dari penjualan Minyak dan 70 persen (%)  penjualan Gas. Tentunya, DBH Migas ini dinikmati oleh seluruh daerah penghasil Migas, bahkan daerah sekitarnya yang bukan penghasil, kecipratan.

Selain DBH Migas, ada juga Program Pengembangan Masyarakat (PPM) biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR). Kemudian, kontribusi dengan pola kemitraan, artinya, menjalin kerjasama bisnis oprasional dengan pengusaha local tersertifikasi. Terakhir, kontribusi pajak daerah, dimana daerah penghasil Migas akan mendapat kucuran dana dari Kementrian Keuangan atas pajak penerangan listrik non-PLN dan pajak air permukaan non- PAM.

Begitu besarnya efek positif yang diterima daerah penghasil Migas atas kegiatan operasi Industri Hulu Migas, khususnya di wilayah Sumbagut, tapi besar pula tanggungjawab yang dipikul SKK Migas Sumbagut dan KKKS Migas. Berkat adanya dukungan dari pemerintah, masyarakat, khususnya media, itulah motor penggerak keyakinan dan komitmen SKK Migas Sumbagut dan KKKS Migas, tetap bertahan di tengah pandemi covid19. (*Rianto Sianipar)

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan