
Tanjungpinang- (harianmetropolitan.co.id). Seorang pria bernama Noprizal Koto yang menjadi terdakwa kasus dugaan penyalahgunaan narkotika jenis sabu dan pil ekstasi dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan hukuman selama delapan tahun penjara.
“Meminta majelis hakim menghukum terdakwa dengan hukuman selama delapan tahun penjara,” terang JPU RH Wirayanu yang dibacakan JPU Mona Amalia membacakan tuntutannya pada sidang yang digelar di PN Tanjungpinang, Selasa (6/10).
Selain hukuman badan, JPU juga menuntut terdakwa dengan hukuman membayar denda senilai Rp 1 miliar subsider enam bulan kurungan.
Dalam tuntutannya, JPU menilai terdakwa melanggar ketentuan sebagaimana yang diatur dalam pasal 112 Ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika sebagaimana dakwaan kedua JPU.
Atas tuntutan tersebut, terdakwa yang mengikuti sidang secara virtual mengatakan akan mengajukan pembelaan (pledoi) melalui kuasa hukumnya, Annur Saifuddin.
Sidang perkara ini sendiri dipimpin majelis hakim Bungaran Pakpahan akan dilanjutkan minggu depan dengan agenda mendengarkan pembelaan dari terdakwa.
Sebagaimana dalam dakwaan JPU, terdakwa Noprizal Koto diamankan anggota Satresnarkoba Polres Tanjungpinang saat berada di rumahnya pada tanggal 18 April 2020 lalu.
Saat penangkapan, polisi juga melakukan penggeledahan di rumah terdakwa dan menemukan barang bukti berupa tiga paket yang dibungkus plastik bening diduga berisi sabu seberat 5,41 gram.
Selain itu juga ditemukan, 45 butir diduga pil ekstasi berbagai logo, satu bundel plastik bening, satu unit timbangan digital, satu unit handphone dan satu buah dompet kecil. Sejumlah barang bukti tersebut diperoleh terdakwa dari seseorang bernama Imron (DPO). (Rindu Sianipar)