
(Ilustrasi. Penangkapan kapal ikan asing. foto/int)
PONTIANAK, harianmetropolitan.co.id — Melimpahnya potensi perikanan di perairan Laut Natuna, menjadikan lokasi itu surga bagi para nelayan. Namun, hasil laut Natuna bukan dinikmati seutuhnya oleh nelayan lokal, melainkan nelayan kapal ikan asing (KIA) turut ‘memperkosa’ kekayaan laut Indonesia itu.
Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), sudah sering melakukan penangkapan dan penenggelaman KIA, tapi nelayan KIA itu datang lagi dengan armada ‘baru’, seolah tidak kapok.
Seperti yang terjadi belakangan ini. Direktorat Jenderal Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), kembali menangkap KIA berbendera Vietnam di Laut Natuna Utara, Kamis 8 April 2021 lalu.
PSDKP menangkap sedikitnya lima kapal KIA berbendera Vietnam. Ironisnya, pencuri ikan itu malah melakukan perlawanan dan petugas sempat mengeluarkan tembakan.
“Hasil patroli PSDKP, menangkap lima KIA berbendera Vietnam karna masuk perairan kita cukup jauh,” kata Plt. Direktur PSDKP, Antam, dikutip dari tvOne, Selasa 12 April 2021.
Lima kapal KIA itu ternyata khusus menangkap ikan cumi-cumi, yang di pasaran harganya cukup mahal.
Hal itu juga diamini Direktur Pemantau Operasi Armada, Pung Nugroho Saksono. Ia mengatakan, lima KIA ini khusus mencari ikan cumi-cumi dan kapalnya telah ditahan di stasiun PSDKP Pontianak, Kalimantan Barat, sementara 28 ABK dari lima KIA menjalani proses penyidikan.
Editor : Rian