
(Penumpang Kapal Bukit Raya dari Kabupaten Natuna hendak turun di Pelabuhan Tj. Priok pada Jumat 23 Juli 2021 dini hari. foto-Is)
NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Cerita perjalanan pria berusia paruh baya bernama Is, merupakan bukti bahwa Negara ini sedang tidak baik-baik saja. Ancaman virus Covid-19 di Indonesia, membutuhkan kerjasama seluruh pihak, agar pandemi ini segera berakhir.
Is, merupakan penumpang Kapal Motor (KM) Bukit Raya tujuan Jakarta, tepatnya, Pelabuhan Tj. Priok. Ia berangkat dari Kabupaten Natuna pada hari Senin tanggal 19 Juli 2021 dan dijadwalkan tiba di Pelabuhan Tj. Priok Jumat 23 Juli 2021 dini hari.
Keberangkatannya dari daerah Laut Sakti Rantau Bertuah ini tidak mudah. Selain harus mengeluarkan biaya tiket kapal, ia harus merogoh kocek dalam-dalam karena harus melakukan test Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan biaya Rp900.000.
Selain PCR, Is juga harus memiliki surat keterangan vaksin minimal dosis pertama. Perjalanan Is tidak mudah. Tapi, karena niat ingin ziarah kemakam orang tua dan mengunjungi sanak saudara di Ibu Kota Jakarta, Is mengurus semua syarat yang diwajibkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna.
Pemerintah Kabupaten Natuna tidak punya strategi lain dalam mencegah mobilitas orang di masa pandemi Covid-19 selain memperketat syarat pada pelaku perjalanan. Kebijakan ini diambil oleh pemerintah daerah, karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak bepergian disituasi gawat seperti saat ini.
Apapun syaratnya, masyarakat tetap saja “ngotot” bepergian. Meski, upaya yang dilakukan pemerintah cukup bagus, tapi belum terlalu efektif menekan mobilitas masyarakat.
Berdasarkan informasi yang dibagikan Is pada wartawan harianmetropolitan, Jumat 23 Juli 2021 pagi, Is melakukan perjalanan melalui Pelabuhan Tarempa Kabupaten Anambas dan Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam. Saat disana, ia terus memantau, betapa ketatnya petugas melakukan pemeriksaan pada penumpang yang hendak naik, maupun turun ke Tarempa dan Batam.
Petugas dengan teliti memeriksa hasil tes PCR, Antigen, Surat Keterangan Vaksin, dan elektronik Health Alert Card (eHAC) penumpang. “Saya melihatnya dari dek atas Kapal Bukit Raya bang,” ucap Is, menceritakan kisahnya.
Selain Pelabuhan Tarempa dan Batam, di Pelabuhan Tj. Priok, Jakarta, petugas semakin ketat memeriksa kelengkapan berkas penumpang. Bahkan, penumpang sampai antri menunggu giliran pemeriksaan supaya dapat turun dari Kapal Bukit Raya.
Setibanya di Pelabuhan Tj. Priok, Is mengetahui arti perjalanannya. Ia sadar, pemerintah telah berupaya menjaga masyarakat agar terhindar dari bahaya Covid-19, sehingga ketat menerapkan aturan.
Pandami Covid-19 telah banyak merenggut nyawa masyarakat. Upaya yang dilakukan pemerintah seharusnya didukung oleh masyarakat dengan cara diam dirumah dan menerapkan protokol kesehatan.
Kisah Is menjadi pembelajaran bagi masyarakat, agar dapat menahan diri untuk tidak bepergian, terlebih dahulu. (*Rian)