
(Buah durian yang sedang panen dan rencananya akan di jual ke wilayah Kelurahan Ranai Kota. foto-Jagokma)
NATUNA, harianmetropolitan.co.id– Di sepanjang jalan di wilayah Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, ramai pedagang buah durian.
Tahun ini, memang tahun dimana buah durian berbuah (musim). Sejak awal bulan Juni lalu, buah durian sudah berbuah dan dijual dengan harga Rp100,000 untuk 2 buah durian, kualitas terbaik.
Tapi, kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat Kabupaten Natuna di tengah pandemi Covid-19 ini, berdampak pada omset penjualan durian. Jika dulu 2 buah laku Rp100,000, maka kini 6 buah Rp100,000 pun sulit laku.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya buah durian, tapi pembeli sedikit. Di bulan Juli hingga Agustus, buah durian di Kabupaten Natuna mencapai puncak musim panen.
Ketika salah seorang penjual durian di Jl. Pramuka, bernama Yanto, diwawancarai wartawan harianmetropolitan, Ahad 25 Juli 2021, dirinya sampai bingung harus bagaimana lagi menjual duriannya yang sulit laku. Padahal, ia sudah menjual 6 buah durian senilai Rp100,000.
“Semalam saya keliling-keliling, menjajakan durian dari rumah-kerumah, disekitar Jalan Sihotang, Kelurahan Batu Hitam, tapi masyarakat tidak mau beli,” katanya.
Yanto menceritakan, sebelum adanya masa Covid-19, omset penjualan durian miliknya tinggi. “Beberapa tahun lalu, saya banyak dapat untung, karena durian harganya tinggi, dan pembelinya banyak,” katanya.
Kini, Yanto hanya bisa pasrah. Sebab, minat beli masyarakat dimasa pandemi Covid-19 ini memang sangat kecil. “Semoga Covid-19 ini segera berlalu, agar ekonomi berjalan normal seperti biasa,” katanya. (*Jagokma)