
(Bangunan Pasar Rakyat di Kecamatan Bunguran Batubi. foto- Herry)
NATUNA, harianmetropolitan.co.id– Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Kabupaten Natuna, Agus Supardi, tidak ingin menyalahkan pemimpin terdahulu, terkait pembangunan pasar di Kecamatan Bunguran Batubi, dan Bunguran Barat, Sedanau, yang hingga saat ini tidak difungsikan. Hal itu diakuinya, saat ditemui wartawan harianmetropolitan di ruang kerjanya, Rabu 28 Juli 2021 pagi.
Pasar Rakyat di Kecamatan Bunguran Batubi, tepatnya di Desa Batubi Jaya, dibangun tahun 2016 lalu dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp1.114.922.000.
Namun, sejak selesai dibangun, Pasar Rakyat itu tidak pernah dipergunakan sebagaimana mestinya, sehingga muncul pertanyaan, apa urgensi pembangunan pasar tersebut saat itu.
Agar bangunan itu tidak mubazir, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM Kabupaten Natuna, Agus Supardi, mengatakan, sebenarnya di tahun 2020, pihaknya punya strategi untuk menghidupkan pasar rakyat di Kecamatan Bunguran Batubi tersebut. Caranya, membuat acara (event) untuk mendatangkan orang ke Kecamatan Bunguran Batubi.
“Kita ajak para padagang dari Ranai, SP, Binjai dan Batubi untuk berjualan disana (Pasar), setelah itu kita buat acara pertandingan domino, catur, dan musik, untuk mendatangkan orang,” katanya.
Kegiatan ini ia rancang di tahun 2020, tapi karena ada pandemi Covid-19, anggaran Dinas Perdagangan, Perindustrian Koperasi dan UMKM Kabupaten Natuna di recofusing (dialihkan) untuk penanganan Covid-19.
Sementara untuk Pasar Rakyat di Kecamatan Bunguran Barat, Sedanau, pihaknya sudah meminta agar pedagang di pasar lama dapat memanfaatkan Pasar Rakyat yang telah dibangun.
“Kemarin pedagang minta disediakan air dan listrik, sudah kita benahi, tapi tidak difungsikan juga. Terakhir dapat informasi, ada pengusaha ikan mau memanfaatkan pasar itu,” katanya. (*Herry)