
NATUNA, harianmetropolitan.co.id– Cuaca ekstrem di Kabupaten Natuna, membuat sejumlah nelayan mengurungkan niatnya untuk mencari ikan di laut. Hal ini mengakibatkan stok ikan dipasar berkurang dan membuat harga ikan melambung tinggi.
Berdasarkan pantauan wartawan harianmetropolitan di Pasar Rakyat Kota Ranai, Selasa 3 Agustus 2021 pagi, banyak lapak pedagang kosong akibat tidak ada pasokan ikan.
Pedagang ikan bernama Ujang, saat ditanyai wartawan harianmetropolitan, perihal kelangkaan ikan itu mengaku, dirinya sudah dua hari tidak mendapat ikan segar dari nelayan untuk di jual. Ikan yang ada saat ini, merupak ikan stok empat hari lalu, yang belum laku terjual.
Ia tidak berani mengambil ikan segar dari nelayan untuk di jual, karena harganya sangat tinggi. Untuk dijual kembali untungnya juga tipis. Belum lagi, stok nya juga tidak banyak.
Hal senada disampaikan pedagang lain bernama Sutrisno. Kepada wartawan harianmetropolitan, Sutrisno mengaku menjual ikan kakap mencapai Rp80,000 per ekor, padahal sebelumnya hanya Rp60,000 per ekor. Sementara ikan yang paling laris seperti ikan tongkol (Simbek) per ekor biasanya Rp20,000, namun kini sampai Rp30,000.
Kenaikan harga ini ini dikarenakan nelayan tidak pergi melaut sehingga pasokan menurun. “Nelayan langganan saya tidak melaut bang karena cuaca buruk, jadi saya beli dari nelayan lain yang kebetulan pergi melaut, tapi tidak dapat banyak, sebab ikan susah dapat,” ucap Sutrino.
Sementara itu, masyarakat yang hendak membeli ikan, bernama Triana, ketika dimintai komentarnya terkait melambungnya harga ikan, mengaku terkejut, sebab biasanya ikan di Pasar Rakyat Kota Ranai murah.
“Ya, kalau ikan mahal, yang sebelumnya beli dua kilogram, sekarang paling satu kilogram mas. Sisanya beli lauk tahu dan tempe. Saat ini kondisi keuangan juga sulit karena pandemi ini,” ucap Triana.
Ia berharap, Pemerintah Daerah dapat mengambil solusi atas kelangkaan ikan di masa musim utara yang sudah sering terjadi di Kabupaten Natuna. “Natuna kan sering musim utara mas, sebaiknya ada solusi untuk mengantisipasi hal ini, supaya stok ikan selalu ada, menunggu nelayan pergi melaut lagi,” katanya. (*Herry)