
ANAMBAS, harianmetropolitan.co.id– Cuaca ekstrem di Kabupaten Anambas beberapa pekan terakhir ini membuat nelayan tidak pergi melaut. Akibatnya, harga ikan mahal. Berdasarkan pantauan wartawan harianmetropolitan di Pasar Rakyat Tarempa, Senin 23 Agustus 2021, terlihat hanya ada beberapa lapak penjual ikan.
Salah satu nelayan yang berhasil diwawancarai wartawan harianmetropolitan, bernama Didik (32) warga Tarempa, mengatakan, dirinya terpaksa melaut untuk mencari ikan karena kebutuhan ekonomi. Memang hasil yang ia dapat tidak banyak, karena cuaca buruk, tapi hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup dua hari kedepan.
Didik mengatakan, jika dirinya tidak ingin menjual ikan ke pedagang dengan harga mahal, tapi situasi lah yang membuat harga ikan mahal. “Sebab, mencari ikan di saat badai sangat sulit. Kalau dijual seperti harga biasa, tidak menutupi pengeluaran karena ikannya sedikit,” ucapnya.
Ia menuturkan di Anambas tak selamanya harga ikan stabil, di musim-musim tertentu harga ikan bisa melonjak naik hingga 2 kali lipat.
“Contohnya seperti musim selatan dan utara, itu harga ikan tidak semurah biasanya, bisa naik 2 kali lipat, serta apabila sedang banjir, harganya bisa turun drastis, maka itu untuk harga ikan kita tak bisa memastikan, tergantung cuaca dan kondisi ikan dilaut,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu masyarakat yang tengah berbelanja ikan, Ramdani, mengatakan jika sedang musim selatan seperti ini, Ia memilih untuk membeli ayam beku saja.
“Harganya selisih tipis jika sedang musim selatan ini, maka itu saya lebih milih beli ayam kalau harga ikan lagi naik,” ujarnya. (*Roza)