
Karimun, harianmetropolitan.co.id – Direktur Utama PT. Berkah Lautan Kepri (BLK), Alexander bersama Dirut Ops, Jusri Sabri mengelar Konsultasi Publik terkait rencana pengelolaan hasil laut di wilayah 7 Desa, di Kecamatan Sugie Besar, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, Senin 14 November 2023.
Sebanyak 7 Desa yang diundang dalam konsultasi publik diantaranya, Desa Keban, Desa Niur Permai, Desa Tanjung Pelanduk dan Desa Sugie.
Adapun dari 7 Desa itu, ada 3 Desa, dimana apabila wilayah rencana pengoperasian sedimentasi hasil laut ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan maka 3 Desa tersebut akan berdampak langsung terhadap mata pencairan masyarakat nelayan-nelayannya
3 Desa tersebut yakni masyarakat nelayan Desa Selat Mi, Desa Buluh Patah dan Desa Rawa Jaya.
Konsultasi Publik dilaksanakan di sebuah Restoran Jln Lintas Pulau Sugie, yang mana undangan secara resmi disampaikan oleh Camat Kecamatan Sugie, Ahmat S.Sos., M.Si .
Turut hadir pada kegiatan itu Kapolsek Sugie, Danramil sugie yang diwakilkan, para Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Ketua HNSI Karimun, Ketua Kelompok Nelayan pesisir, Tokoh Pemuda serta Masyarakat setempat.
Dikesempatan itu, Ahmat berharap kepada Dirut PT. Berkah Lautan Kepri untuk dapat memenuhi izin eksploitasi dan meminta agar izinnya dipenuhi terlebih dahulu sebagai tindaklanjut dari konsultasi publik yang sedang digelar bersama itu.
“Karena ini adalah salah satu persyaratan untuk mendapatkan izin persetujuan masyarakat pesisir dan nelayan,” kata Camat memberitahukan dihadapan Dirut PT. BLK.
Ia juga menyampaikan bahwa maksud dari mengundang pihak terkait dalam pertemuan itu supaya persetujuan dengan masyarakat dapat diketahui pihak perusahaan.
“Kalau dulu-dulunya ada istilah Community Development (CD). Itu suatu kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan potensinya, yang dilakukan perusahaan untuk memperbesar akses masyarakat agar mencapai kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang lebih baik. Apabila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya,” terang Ahmat lagi selaku Camat.
“Jika kita lihat kondisi masyarakat kita saat ini, dengan adanya CD atau CSR sehingga kehidupan masyarakat ke depan berangsur-angsur akan berubah. Maka dengan inilah, kita mengadakan konsultasi publik,” tutupnya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan penyampaian pemahaman tentang sedimentasi yang langsung dipaparkan oleh Anugerah Akbar selaku Tim Konsultan dari Kota Batam bersama Profesor Hamdi, mantan Dosen Unri asal Pekan Baru.
“Sedimentasi itu adalah pengendapan bahan yang tidak larut di air, terutama batu dan partikel tanah, yang terbawa dari daratan ke laut dan terkumpul didasar laut,” terang Prof. Hamdi kepada masyarakat saat memberikan pemahaman.
Lanjutnya, Selain itu sedimentasi merupakan pecahan-pecahan material yang umumnya terdiri atas uraian batu-batuan secara fisis dan kimia, terutama pasir laut.
Sementara, Dirut Operasional PT. Berkah Lautan Kepri, Jusri Sabri juga mengatakan bahwa, Dirinya sangat senang bisa berkenalan dan bertatap muka langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat maupun pejabat yang ada disini.
“Saya hadir disini setelah diinformasikan oleh pak Didi, kami hadir karena ada 7 Desa. Jadi mengenai hal apapun kami harus bertanggung jawab,” sapa Dirut Operasional pada sambutannya.
Dikatakan Dirut, Apa yang PT. Berkah Lautan Kepri perbuat di kampung ini, maka harus ada feedback untuk kembali ke masyarakat.
“Kita disini adalah program pengelolaan daerah sedimentasi, jadi sedimentasi ini agak berbeda dengan tambang, kita bukan tambang, kita sedimentasi. Jadi kita yang mengelola sedimentasi, kita mengambil untuk pendalaman alur dan kita bukan melalui ESDM. Tapi kita melalui Menteri Kelautan dan Perikanan,” ujar Jusri, putra kelahiran Tanjungpinang.
Ia juga menyebutkan, makanya dari itu PT. Berkah Lautan Kepri diminta untuk turun langsung melaksanakan konsultasi kepada masyarakat.
“Bahkan sosialisasi nanti akan dilakukan kembali sebelum PT. Berkah Lautan Kepri melakukan pengoperasian sedimentasi hasil laut di wilayah tersebut”. pungkasnya.
Meski konsultasi publik sempat menuai pertanyaan-pertanyaan kritis yang dilontarkan beberapa Kepala Desa, BPD dan Tokoh Masyarakat Nelayan. Akan tetapi kegiatan rencana sedimentasi hasil laut yang disampaikan masih dapat diterima masyarakat dari 7 Desa itu.
acara berjalan lancar dan dilanjutkan dengan sesi foto dan makan bersama, yang telah disediakan pihak camat, Kecamatan Sugie Besar. (Hariono)