
NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap kebijakan efisiensi pemerintah. Aksi ini merupakan bagian dari gerakan galang oleh aliansi BEM seluruh Indonesia (SI), aksi mahasiswa ini menentang kebijakan pemotongan anggaran besar-besaran hampir di semua Kementerian Keuangan Lembaga dan Pemerintahan Daerah yang disebut oleh Presiden Prabowo sebagai langkah efisiensi, Selasa 18 Februari 2025.
Beberapa informasi dari pusat menyebutkan bahwa BEM di berbagai daerah seperti Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya telah turun ke jalan untuk menyuarakan keberatan mereka terhadap kebijakan efisiensi dianggap berpotensi merugikan banyak pihak termasuk mahasiswa. BEM menilai bahwa kebijakan tersebut dapat berdampak pada pengurangan anggaran untuk pendidikan, sehingga dapat memengaruhi kualitas pembelajaran dan fasilitas di kampus.
Mereka juga menyoroti potensi pengurangan subsidi atau bantuan sosial berpotensi memperburuk kondisi ekonomi bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Aksi demonstrasi ini membawa dampak signifikan terhadap kebijakan yang diterapkan, karena memperlihatkan ketegangan antara pemerintah dan mahasiswa dalam menyikapi langkah-langkah penghematan dianggap kontroversial.
Namun, saat dikonfirmasi Ketua BEM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna, Roza Saputra, mengatakan bahwa pihaknya tidak mengeluarkan pernyataan maupun mengambil langkah untuk mengikuti aksi yang terjadi di pusat.
“Mahasiswa di Natuna tidak melakukan aksi demonstrasi atau mengeluarkan pernyataan untuk mengikuti arahan dari BEM SI terkait tuntutan suara di pusat,” ujarnya
Sementara itu, aksi BEM SI di berbagai daerah menyoroti kebijakan pemerintah dan dianggap merugikan masyarakat, termasuk efisiensi anggaran dan regulasi dinilai tidak pro rakyat. Namun, sikap mahasiswa di Natuna memilih jalur akademis menunjukkan adanya keragaman pendekatan dalam menyampaikan aspirasi di berbagai daerah di Indonesia .(***Hani)