
NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Sektor pariwisata Kabupaten Natuna pada tahun 2025 menghadapi sejumlah tantangan. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Hardinansyah, mengungkapkan bahwa keterbatasan anggaran serta berkurangnya jumlah wisatawan menjadi faktor utama memengaruhi pergerakan pariwisata daerah, Rabu 3 September 2025.
“Untuk pariwisata tahun ini memang ada kendala, terutama soal efisiensi anggaran. Selain itu, jumlah tamu dari luar daerah juga berkurang, ditambah lagi sempat adanya pengurangan jadwal penerbangan pesawat. Namun kegiatan wisata tetap berjalan, terutama wisata minat khusus,” ujar Hardinansyah kepada wartawan harianmetropolitan.co.id.
Menurut data, jumlah kunjungan wisatawan ke Natuna pada 2024 mencapai lebih dari 27.000 orang. Namun, pada 2025 angka tersebut menurun. Kondisi ini tidak hanya dialami Natuna, melainkan juga hampir seluruh daerah di Kepulauan Riau (Kepri).
Meski demikian, wisata minat khusus masih cukup diminati, terutama kegiatan diving, mendaki Gunung Ranai, dan aktivitas spesifik lainnya. Wisatawan datang juga tetap beragam, baik dari Malaysia, luar negeri, maupun dari berbagai daerah di Indonesia.
“Jenis pengunjungnya tidak banyak berubah, tetap ada dari dalam dan luar negeri. Hanya jumlahnya saja yang berkurang. Dampaknya juga terasa di sektor perhotelan karena tingkat hunian ikut menurun,” jelasnya.
Objek wisata andalan Natuna masih berpusat pada kawasan geosite Geopark Natuna, di antaranya Tanjung Datuk, Gunung Ranai, Air Terjun, Pantai Sujung, serta Pantai Batu Kasah yang menjadi favorit wisatawan. Pantai Batu Kasah bahkan kerap ramai saat akhir pekan, termasuk pada bulan Agustus ini yang dipadati berbagai kegiatan family gathering dari instansi maupun organisasi.
Sementara itu, Pantai Sujung dilaporkan mengalami penurunan jumlah pengunjung, sedangkan Pantai Tanjung tetap ramai dikunjungi warga lokal pada hari Sabtu dan Minggu untuk menikmati panorama alam dan kuliner.
Ke depannya, Dinas Pariwisata Natuna bersama komunitas Geopark berkomitmen untuk menjaga kebersihan, kelestarian alam, sekaligus terus mempromosikan potensi wisata Natuna.
“Kami berharap tahun depan Geopark Natuna bisa diajukan ke UNESCO Global Geopark. Itu menjadi target besar kita agar pariwisata Natuna semakin dikenal dunia,” pungkas Hardinansyah. (***Hn)