
NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau melalui Penanggung Jawab Satuan Pelayanan Natuna, Iwan Setiawan, menegaskan bahwa seluruh daging ayam beku yang masuk ke Kabupaten Natuna, khususnya yang digunakan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), telah menjalani proses pemeriksaan dan pengawasan ketat untuk memastikan keamanan serta kelayakannya, Rabu 26 November 2025.
Iwan menjelaskan, ayam beku yang berasal dari Jakarta tersebut telah melalui tindakan karantina berlapis sejak dari daerah asalnya. Produk itu dilengkapi rekomendasi pengeluaran produk hewan dari Dinas Pertanian serta sertifikasi lalu lintas produk hewan dari Karantina Kepri sebagai jaminan bahwa proses pengolahan dan penanganannya telah sesuai standar keamanan pangan nasional.
“Pendekatan ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) menjadi dasar pengawasan kami. Produk ini bukan hanya untuk konsumsi umum, tetapi diperuntukkan bagi anak sekolah mulai dari PAUD, SD, SMP hingga SMA, sehingga kualitasnya harus benar-benar terjamin,” tegas Iwan.
Setibanya di Natuna, seluruh produk kembali diperiksa secara fisik dan klinis oleh petugas karantina. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi ayam beku tetap baik, utuh, tidak mengalami penurunan kualitas, serta layak untuk digunakan dalam program makanan bergizi.
Iwan menambahkan, pengiriman ayam beku dari luar daerah menuju Natuna dilakukan menggunakan KM Logistik Nusantara 4, kapal dalam program Tol Laut, dan tiba di Pelabuhan Selat Lampa.
“Setiap pengiriman melalui tol laut tetap kami awasi secara ketat. Setelah kapal tiba di Pelabuhan Selat Lampa, pemeriksaan ulang segera dilakukan guna memastikan produk tetap segar, aman, dan bermutu,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dari pemasok, pasokan ayam beku ke Natuna dilakukan satu kali per bulan dengan volume sekitar 28 sampai 30 ton. Dari jumlah itu, kurang lebih 10 ton dialokasikan khusus untuk kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini diterapkan hampir di seluruh sekolah di Natuna.
“Kebutuhan diperkirakan akan terus meningkat seiring meluasnya program MBG. Kami memastikan bahwa setiap produk yang masuk tetap memenuhi standar keamanan dan kelayakan pangan bagi anak-anak sekolah,” tutup Iwan. (***Hn)
