
Tanjungpinang- (harianmetropolitan.co.id). Pekerjaan Pembangunan Dermaga Penyeberangan Sedanau-Kepri Tahap II (Prioritas Nasional) yang diadakan oleh Kementerian Perhubungan melalui Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah IV Provinsi Riau dan Kepri tahun anggaran APBN 2019 senilai hps Rp 2.921.817.503,20 diduga fiktif. Sebab, sampai tahun 2020 ini tak satu pun pekerjaan dilaksanakan.
Menurut sumber harianmetropolitan.co.id di lapangan, jika benar pekerjaan itu dilaksanakan tentu ada alat berat di lokasi pekerjaan.
“Dilokasi pekerjaan yang ada hanya pipa besi di atas dermaga dan plang proyek,” ucap sumber beberapa hari yang lalu.
Ia melanjutkan apakah uang sebesar 2,8 miliar lebih itu hanya untuk pembelian besi saja.

“Jika uang sebanyak itu hanya untuk membeli besi pemancangan dermaga sungguh tak masuk akal. Saya harap aparat penegak hukum segera mengusut tuntas proyek ini,” pinta sumber.
CV. Atthoriq yang beralamat di Perumahan Oasis Village Blok B-29, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur selaku pemenang tender Pekerjaan Pembangunan Dermaga Penyeberangan Sedanau-Kepri Tahap II (Prioritas Nasional) dengan nilai hasil negoisasi Rp 2.863.212.000,00
bungkam saat dikonfirmasi harianmetropolitan.co.id melalui WhatsApp, Minggu (5/7/2020) siang.
Dari data pekerjaan yang didapat media ini, Rancangan Anggaran Biaya pekerjaan meliputi pemancangan dan masih banyak lagi. Yang lebih parahnya lagi, harga satuan pembelian pipa dan pekerjaan lainnya begitu besar dianggarkan dalam proyek ini.
Sepertinya kejahatan ini sudah diatur dengan sedemikian rupa oleh rekanan dan pemberi pekerjaan. Sebab dalam tabel RAB dan data lainnya, harga satuan pekerjaan disembunyikan agar tidak dapat dilihat.

Diharapkan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas dugaan proyek fiktif di Kabupaten Natuna ini. Doni Sianipar.