
Tanjungpinang- (harianmetropolitan.co.id). Seorang ibu berinisial TS bersama anaknya mendatangi Kantor Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri dan Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (UPTD TP2TPA) Kepri yang berada di Jalan Riau, Kota Tanjungpinang, Kamis (3/9/2020) sore.
TS merupakan ibu kandung korban kasus dugaan pencabulan terhadap anak dibawah umur sebut saja Bunga (9) di Kecamatan Jemaja, Kabupaten Anambas, Provinsi Kepri.
Pantauan di lapangan, ibu bersama anaknya ini datang ke kantor tersebut dengan cara membawa poster berisi tulisan yang dikalungkan di leher mereka berdua.
Poster tersebut bertuliskan “Ya Allah, kemanakah lagi mencari keadilan untuk anak saya yang jadi korban perkosaan,” yang tergantung di leher TS.
Sementara, poster yang tergantung di leher si anak berisi tulisan “Tolong…bebaskan ayah saya dari penjara…ayah bukan orang yang memperkosa saya…,”.
TS dan anaknya hanya beberapa saat berada di depan kantor UPTD TP2TPA Kepri, lalu mereka dipersilahkan masuk ke kantor tersebut. Mereka kemudian diterima sejumlah pegawai UPTD P2TP2A Kepri.
Saat pertemuan, ibu korban menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya ke kantor tersebut, yakni untuk memperjuangkan keadilan bagi anak dan suaminya dalam proses hukum.
Ia juga meminta hasil proses asessmen psikologis terhadap putrinya usai membuat pengaduan ke KPPAD dan UPTD P2TP2A Kepri beberapa waktu lalu. Psikolog dari UPTD P2TP2A Kepri kemudian melakukan asessmen psikologis kepada Bunga.
“Saya ingin keadilan untuk anak dan suami saya. Tolonglah keluarkan hasil psikolog anakku, tolonglah, kasihani kami, hanya itu saja yang saya minta,” ujar TS sambil menangis kepada awak media usai pertemuan tersebut.
Karena permasalahan tersebut, lanjut TS, dirinya bahkan harus meninggalkan anaknya yang lain di Anambas. “Saya sudah dua bulan di sini (Tanjungpinang), tapi hasilnya belum ada, mana keadilan bagi saya, suami saya dan anak saya,” ujar TS.
Sementara itu, Lalu Ahmad Rodian, selaku tenaga pendamping UPTD TP2TPA Kepri menyampaikan jika hasil asessmen psikologis tersebut sudah diserahkan ke pihak penyidik dalam rangka proses hukum.
“Kita sudah pernah menyampaikan hal ini ke kuasa hukum korban. Kita disini, hanya pendampingan pada korban. Jika ingin mendapatkannya (hasil asesmen), kita sarankan kuasa hukum korban bisa bekerjasama dengan pihak Kepolisian atau ke Jaksa,” kata Lalu Ahmad saat pertemuan dengan TS di kantornya.
Usai dari kantor UPTD TP2TPA Kepri, kemudian ibu dan anaknya juga mendatangi kantor KPPAD Kepri yang jaraknya tidak jauh dari kantor UPTD TP2TPA Kepri. Di sana, ibu dan anaknya hanya sebentar di depan kantor sebelum akhirnya keduanya pulang.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, saat ini, kasus tersebut sedang ditangani Polsek Jemaja, Kabupaten Anambas, dimana penyidik telah menetapkan seorang tersangka berinisial AM (37) dalam kasus tersebut. AM tersebut merupakan ayah korban Bunga.
TS mengatakan sudah membuat pengaduan ke KPPAD Provinsi Kepri yang kemudian bekerjasama dengan UPTD TP2TPA Kepri dalam rangka upaya monitoring pengawasan dan advokasi.
Semuanya itu dilakukannya dalam rangka mencari keadilan dalam proses hukum kasus tersebut. Pasalnya, TS menduga ada pelaku lain dalam kasus tersebut.
Hal ini berdasarkan pengakuan anaknya pada dirinya. Bahkan, terhadap Bunga sudah dilakukan asesmen psikologis oleh psikolog dari UPTD TP2TPA Kepri usai pengaduan.
“Sampai sekarang, anak saya terus menyebut nama orang itu (terduga pelaku lain-red),” tuturnya.
Terkait pengakuan anaknya tersebut, lanjut TS, hal tersebut dinilainya belum ada tindaklanjut. Akan tetapi, suaminya yang dituduh sebagai pelaku dan telah mendekam di sel tahanan Polsek Jemaja, sampai saat ini, masa tahanannya telah diperpanjang kembali pada tanggal 13 Agustus 2020 yang lalu.
TS juga mengutarakan, dengan hasil assemen psikologis tersebut, kasus ini juga sudah dilakukan gelar perkara di Polda Kepri yang dihadiri sejumlah pihak.
Pada gelar perkara tersebut, lanjut TS, anaknya juga sudah dimintai keterangan dan diambil visum yang kedua kali di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri.
Dikatakan TS, tidak hanya mengadu ke KPPAD dan UPTD TP2TPA, dirinya juga menggandeng seorang Pengacara bernama Muhammad Faizal SH MM untuk mendampingi anaknya.
Dihubungi terpisah, Faizal juga mengaku menemui kendala dalam mendapatkan hasil asesmen psikologis pada Bunga yang dilakukan psikolog dari UPTD P2TP2A Kepri dalam rangka pembelaan dan pendampingan. (Rindu Sianipar).