
NATUNA, harianmetropolitan.co.id– Sejak masa pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlaku di Kabupaten Natuna, sejumlah pengiriman barang tersendat, karena moda transportasi udara, tidak beroperasi hingga 8 Agustus 2021.
Akibatnya, pemilik usaha rajungan di Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, harus menderita kerugian.
Ketika ditemui wartawan harianmetropolitan, seorang pengusaha ketam rajungan, bernama Didik Bujang Hairani, di Jl. Lapangan Bola, Desa Sepempang, Rabu 4 Agustus 2021 pagi mengatakan, kebijakan pemerintah mempersulit pihaknya. “Sudah beberapa bulan terakhir pengiriman tidak lancar, padahal biasanya bisa sampai dua kali dalam sepekan ke Batam,” katanya.
Hal senada disampaikan pengusaha ketam rajungan di Kelurahan Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Izhar. Ketika di wawancarai via telepon whatsApp, Rabu 4 Agustus 2021, ia hanya bisa kecawa terhadap kebijakan pemerintah karena pemberlakuan PPKM.
Agak tidak menderita kerugian besar, ia terpaksa mengirim barang melalui transportasi laut, tapi pasti barang akan rusak, karena lama sampai ke Batam. “Yang penting bisa keluar aja lah,” ucapnya kesal.
Ia kesal, karena pemerintah daerah seolah lepas tangan, tidak memberikan solusi atas persoalan yang dialaminya. “Seharusnya kebijakan ada solusi,” ucapnya.
Pemerintah Kabupaten Natuna, memberlakukan masa pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdasar aturan dari Pemerintah Pusat.
Pemerintah mengambil keputusan tersebut, karena kasus Covid-19 di Kabupaten Natuna sudah berstatus zona merah. (*Herry)