
NATUNA, harianmetropolitan.co.id – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) 2021, Pusat Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) menyelenggarakan kegiatan peningkatan dan pemberdayaan kompetensi guru IPA. Salah satunya adalah Interaksi atau Inovasi TIK dalam Sains.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada guru IPA unjuk karya inovasi teknologi pembelajaran sains. Alhamdullilah, salah satu guru IPA kita, Diki Darmawan, dari SMP N 3 Bunguran Timur lulus seleksi dan berangkat ke Bandung beberapa waktu yang lalu untuk mempresentasikan praktik baik dalam pembelajaran IPA dengan teknologi” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Natuna, Muhammad Faisal saat dikonfirmasi, 28 November 2021.
Dengan lulus seleksinya Diki Darmawan, Faisal mengatakan, merupakan prestasi yang tidak diduga-duga karena dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) hanya 2 orang yang lulus yakni 1 guru dari Tanjung Pinang dan 1 guru dari Natuna.

“Bayangkan ada ratusan guru IPA di tingkat SD dan SMP yang ikut dan diseleksi dari seluruh Indonesia, hanya 60 orang yang lulus, termasuk Diki Darmawan, dan dia guru termuda dari 60 peserta ini. Selain itu, saingan Diki Darmawan rata-rata guru yang sudah berpengalaman dalam mengikuti even nasional seperti ini yang berbasis IT,” ungkap Faisal.
Faisal menjelaskan, 60 peserta ini dibagi dalam tiga kelas, sehingga ada 20 guru dalam tiap kelas. Di tiap kelas, hanya satu guru terbaik yang dapat penganugerahan. “Diki mendapat peringkat tiga di kelasnya,” katanya.
Lanjutnya, dari segi pengalaman, Diki mendapat banyak pengalaman guru-guru lain dan saling mendukung. Awalnya Diki minder dan kurang percaya diri, tapi setelah dijelaskan fasilitas sekolah para guru yang lain lengkap dan berbasis IT, jadi presentasikan saja sesuai dengan daerah dan karakteristik sekolah, Diki mulai percaya diri. “Guru teman sekelas dia bilang jangan pesimis,” kata Faisal.

Ketika tampil mempresentasikan, Diki mendapat respon positif, bahkan dewan jurinya bertanya mengenai pemanfaatan sarana yang ada apabila terdapat jaringan yang sulit di sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, Diki membuat sebuah aplikasi yang diletakkan dalam tablet, jadi ketika siswa belajar bisa memanfaatkannya walaupun dengan segala keterbatasan.
Setelah mengikuti even seperti ini, Diki berharap, guru guru di Natuna semangat menulis makalah dengan sumber daya yang sudah dimiliki, ikuti lomba yang ada dan jangan minder karena berada di daerah perbatasan serta setiap MGMP mempunyai satu kegiatan unggulan yang saling mendukung.
“Saya selalu support para guru dan berpesan untuk mengikuti kegiatan atau lomba yang ada, guru Natuna enggak kalah dengan guru dari daerah lain, yang penting pahami materi dan berani tampil,” pungkasnya. (manalu)