
Natuna, harianmetropolitan.co.id – Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Natuna mengupayakan mempercepat penurunan stunting dalam membangun ketahanan keluarga.
Kepala Dinkes Natuna, Hikmat Aliansyah mengatakan, upaya yang telah dilakukan meningkatkan akses pelayanan kesehatan, pendidikan dan gizi kesehatan, keberlanjutan keluarga, dan pengembangan gizi anak.
“Tantangan kita dalam menurunkan angkat stunting ya, keterbatasan dana, SDM dan peran keluarga,” kata Hikmat saat diwawancarai, Kamis 26 Oktober 2023.

Hikmat menyebut, cara yang dilakukan Dinkes untuk mempercepat angka stunting penangan dini pada anak dan ibu hamil, peran kelurga dan masyarakat serta kolaborasi.
“Kita juga membuat inovasi dalam hal ini, gasing besi, kuat siap dan selinah,” jelasnya.
Hikmat juga menyatakan, bahwa angkat suntinh Natuna sempat turun pada tahun 2022, 11,9 persen. Namun naik kembali 13,94 persen pada Februari 2023.
Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,6%, sementara target yang ingin dicapai adalah 14% pada 2024. Untuk Natuna sendiri hak tersebut sudah tercapai namun diperlukan peran semua pihak.

Sekretaris Daerah (Sekda) Natuna, Boy Wijanarko mengatakan, untuk mencegah angka stunting di perlukan kolaborasi dan kerja sama dari semua pihak.
“Tentunya kebijakan penanganan dan pencegahan stunting ini merupakan kegiatan bersama, dan tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Akan tetapi juga memerlukan keterlibatan semua pihak selaku pemangku kepentingan,” pungkasnya.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.(Rian)