
Natuna- (harianmetropolitan.co.id)– Sejak dilantik beberapa pekan lalu, Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Kabupaten Natuna, Irlizar S.Sos langsung tanjap gas bekerja. Saat di temui di kediamannya, Minggu 21 Januari 2019, memyampaikan, pengembangan kawasan wisata Pantai Tanjung (Pantai Teluk Selahang) sedang dijajaki sesuai dengan Undang undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan dengan melibatkan masyarakat dan pihak swasta.
“Konsepnya dengan membentuk keterlibatan masyarakat sebagai pengelola dan pelaku wisata, sementara Pemerintah Kabupaten Natuna melalui Dinas Pariwisata akan membangun fasilitas pendukung, jadi lahannya masih punya masyarakat,” katanya.
Saat ini masyarakat yang kelola, tapi belum ditata. Nanti akan ditata sesuai dengan standar kepariwisataan, jadi ada kesan dan daya tarik, tidak sembraut seperti sekarang.
Kalau dibiarkan, lama kelamaan jadi tambah kumuh, bukan menjadi tempat yang nyaman. Fasilitas yang dibangun nantinya, sesuai dengan kesepakatan masyarakat pelaku wisata seperti landmark, pavingblock, gazebo, pagar, tempat jalan kaki dan yang lainnya.
“Saya ingin tahu keinginan masyarakat pelaku wisata Pantai Tanjung, konsep pembangunan pariwisatanya seperti apa, Apakah lahannya dibebaskan oleh pemerintah daerah atau pemerintah daerah hanya membangun fasilitasnya saja. Kalau mau dibebaskan, lahannya harus semua, jangan ada yang tinggal setapak-setapak. Yang penting tempat wisata bisa diakses secara mudah oleh wisatawan. Kalau masyarakat dibeli lahannya oleh pemerintah daerah, di masa yang akan datang, masyarakat hanya bisa menjadi penonton saja,” katanya lagi
Sebelum dibangun dengan konsep yang sudah ditentukan, dicari dulu kesepakatan dengan masyarakat yang mempunyai lahan di Pantai Tanjung. Kalau masyarakat sudah siap untuk dibangun, akan dibuat kesepakatan, semua unsur mempunyai satu tujuan untuk membangun.
Nanti akan ditinjau kelapangan untuk berkoordinasi dengan camat, kepala desa dan kelompok-kelompok pelaku pariwisata di daerah Pantai Tanjung.
Sosialisasi juga akan terus diberikan kepada masyarakat agar masyarakat tahu punya hak dan kewajiban sebagai pelaku wisata. Kewajibannya, membuat tempat wisata menarik dengan menjaga kondisi lingkungan dengan suasana aman dan nyaman. Haknya, sebagai pelaku wisata bukan hanya sebagai penonton.
Selain itu, harus ada dukungan dari tokoh masyarakat dan mempunyai strategi dan formula yang sudah ditentukan. “Pelan-pelan akan kami jalankan konsep ini, ada kendala, kami cari solusinya. Target antara dua sampai tiga tahun. Kita akan terus berupaya agar terjadi kesepakatan kepada masyarakat pelaku dan pengelola wisata Pantai Tanjung dalam pengembangannya,” imbuhnya.
Laporan: Salohot