
Tanjungpinang- (harianmetropolitan.co.id). Pemerintah Pusat sedang gencar dalam program listrik ramah lingkungan dan mendorong pelaksanaannya melalui Peraturan Menteri ESDM tentang Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan, dan peraturan lainnya, salah satunya penggunaan tenaga surya. Namun program tersebut tidak secara keseluruhan dapat di dukung oleh Dinas ESDM Kepulauan Riau (Kepri).
Kegiatan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan – Pengadaan Instalasi Gardu Listrik Distribusi berupa pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Penerangan Jalan Umum di Dompak tahun 2018 oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang menghabiskan anggaran sebesar Rp.3,1 miliar, tidak menggunakan tengaa surya seperti kegiatan lampu jalan tahun tahun sebelumnya.
Sebanyak 48 tiang lampu jalan bermotif melayu dipasang sebanyak 100 unit lampu LED 120 watt dan 4 unit lampu LED 80/watt atau daya sebesar 15 ribu watt mendapat aliran listrik dari tenaga batu bara yang disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara. Penggunaan listrik PLN ini juga berdampak penambahan beban bagi APBD Kepri untuk pembiayaan listrik lampu setiap bulannya mencapai Rp10 juta/bulan di luar dana pemeliharaan.
Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM Kepri, Marzuki berpendapat bahwa kegiatan penerangan jalan di dompak menggunakan listrik PLN dikarenakan wilayah dompak dapat dijangkau listrik PLN dan dayanya cukup untuk mengaliri kebutuhan listrik lampu penerangan jalan di dompak.
“Listrik kita cukup bahkan masih berlebih, penggunaan tenaga surya saat ini kita prioritaskan untuk daerah yang tidak dapat dijangkau listrik PLN” ungkap Marzuki dan menjelaskan pengelolaan pembiayaan listrik lampu jalan dilakukan oleh Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kepri.
Marzuki mengungkapkan, kawasan dompak dicanangkan menjadi kawasan pariwisata sebagaimana kebijakan gubernur, dan penggunaan tiang lampu jalan bermotif melayu untuk meningkatkan daya tarik kawasan dompak. Kegiatan pengadaan dan pemasangan lampu jalan lengan ganda bentang 7 meter menggunakan tiang motif diperkirakan menghabiskan dana berkisar Rp.60juta s/d Rp.64 juta.
Ibarat “panggang jauh dari api”, kegiatan bekedok mendukung pariwisata tersebut, pada malam hari hanya untuk menerangi jalan kawasan dompak yang sepi dan siang hari tak tampak para wisatawan menikmati suasana panas di dompak.
Penelusuran media ini, kondisi tiang penutup tiang lampu jalan tampak penyok, dan cat tiang yang terkelupas. Rendahnya kualitas tiang yang tidak sesuai dengan tingginya biaya pekerjaan diduga proyek ini menjadi ladang bajakan memperkaya diri.
Untuk itu, Marzuki menjelaskan siap untuk mempertanggungjawabkan secara hukum dunia dan akhirat. Menurutnya, inspektorat ikut serta mengawasi mencegah adanya penyimpangan pada pelaksanaannya.
“Bila bermasalah, saya siap bertanggung jawab dunia dan akhirat,” ungkap Marzuki di kantornya, Jumat (30/8/2019) siang.
Mungkinkah Inspektorat Kepri dan TP4D turut mendukung apabila ditemukan pembayaran atas kegiatan fiktif atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan jarak sebenarnya?. Edi/Dn.