BP Geopark, Beberkan Keunggulan Konsep Wisata Geopark

(Ketua Badan Pengelola (BP) Geopark Nasional Natuna, Muhammad Alim Sanjaya. foto-fian)
NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Natuna tak asing lagi didengar oleh masyarakat Indonesia. Berkat konflik di Laut China Selatan, perhatian pemerintah Indonesia pun semakin hangat untuk Natuna. Tak hanya dipelototi masyarakat dalam negeri, Natuna juga menarik simpati masyarakat dunia.

Natuna memang lebih dulu dikenal sebagai daerah penghasil Minyak dan Gas Bumi. Kemudian setelah pemerintah pusat secara masif membangun Natuna, potensi lain yang selama ini tertutupi akhirnya terekspose. Salah satunya adalah potensi wisata. Sama seperti daerah kepulauan lainnya di Indonesia, wisata bahari menjadi unggulan daerah berjuluk mutiara ujung utara ini.

Untuk memberi nilai lebih pada wisata Natuna, pemda setempat pun memilih konsep wisata Geopark untuk menarik wisatawan. Hal itupun didukung pemerintah pusat, sehingga akhirnya Natuna kini menyandang status Geopark Nasional.

Geopark merupakan konsep manajemen pengembangan suatu kawasan secara berkelanjutan, dengan memadukan tiga keanekaragaman alam. Yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity), dan budaya (culturaldiversity).

Dalam pengembangannya, konsep ini berpilar pada aspek Konservasi, Edukasi, Pemberdayaan Masyarakat, dan Penumbuhan Nilai Ekonomi Lokal melalui geowisata. Artinya masyarakatlah yang paling merasakan manfaat dari keberadaan Geopark Natuna.

” Masyarakat tak perlu khawatir jika tempatnya di tetapkan sebagai kawasan geosite geopark. Malah sebenarnya itu bisa datangkan manfaat, bisa mendatangkan keuntungan ekonomis jika dikelola. Bukan kami yang mengelola, bukan kami yang terima uang itu, semuanya masyarakat yang dapatkan manfaat, kami hanya jembatani,” tutur Ketua Badan Pengelola (BP) Geopark Nasional Natuna, Muhammad Alim Sanjaya, pekan lalu 

Dikatakan Sanjaya, keuntungan ekonomis masyarakat dari geopark sendiri adalah datangnya wisatawan. Sehingga geoproduk masyarakat berupa kerajinan tangan ataupun oleh-oleh yang dibuat masyarakat bisa dijual disana.

Selain itu pengembangan geopark juga memberikan kontribusi nyata untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Geopark juga menjadi paradigma baru pariwisata berkualitas. Sehingga akan membawa turis berkualitas bukan sekedar kuantitas. “Kita ingin yang ke natuna ini turis yang uangnya banyak tak terbatas. Nanti Geoproduk kita siapkan, dan kita perbanyak atraksi di geopark,” ujar Sanjaya.

Lanjut Sanjaya, konsep Geopark Natuna tidak mengarah pada new Bali. Natuna yang masih alami dan tenang akan menjadi daya tarik bagi turis sehingga mereka akan merasakan kenyamanan berwisata. “Turis ke Natuna itu suka karena Natuna sepi dan alami, bukan karena ramai. Kalau terlalu ramaipun tak akan nyaman mereka. Kita bukan pada jumlah turis, tetapi berapa banyak mereka habiskan uang disini,” sebut Sanjaya.

Keuntungan lain dari suatu daerah yang menetapkan konsep wisata geopark, adalah terjaganya kelestarian alam dan budaya masyarakat sekitar. Sehingga konsep geopark sendiri dapat dianggap menepis mitos, bahwa membangun ekonomi akan merusak lingkungan. (*Alfian)

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan

Exit mobile version