Natuna Kembali Menatap UNESCO Global Geopark Tahun 2022

NATUNA- Geopark Natuna yang telah berstatus sebagai Geopark Nasional sejak tahun 2018 telah direncanakan untuk diajukan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) pada tahun 2019.

Adapun alasan pengajuan Geopark Natuna sebagai UGGp dilatarbelakangi oleh alasan yang bersifat ganda dan strategis, yakni untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan memperkokoh international standing dari kedaulatan Indonesia di perairan Natuna.

Namun, pada tahun 2020, Geopark Natuna mengundurkan diri dari kandidat nominasi UGGp karena kendala internal. Meski sudah melewatkan kesempatan menjadi UGGp pada tahun-tahun sebelumnya, kini atas dukungan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Luar Negeri dan Provinsi, pemerintah Natuna siap memenuhi persyaratan untuk masuk dalam UGGp pada tahun 2022 mendatang.

Dalam perkembangannya, masih diperlukan persiapan lebih lanjut untuk proses pengusulan Geopark Natuna, diantaranya persiapan sejumlah dokumen dan visibility pengusulan sebagaimana diatur dalam Operational Guidelines UGGp.

Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Sosbud OINB juga mendukung penuh pencalonan Geopark Natuna sebagai UGGp, mengingat tujuan pencalonan yang bersifat strategis, yaitu tidak hanya untuk tujuan pengembangan wilayah, pendayagunaan keragaman geologi, hayati dan budaya serta pemberdayaan masyarakat setempat, namun juga terkait aspek geostrategis dan geopolitis Natuna. 

Dalam kaitan ini, Kemenlu menyelenggarakan diskusi terbatas yang secara komprehensif membahas Natuna dari sudut pandang geopolitis dan geostrategis, serta mengkaji signifikansi pengakuan status Geopark Natuna sebagai UNESCO Global Geopark bagi penguatan posisi strategis Natuna, Senin (20/9) lalu di ruang rapat Kantor Bupati Natuna.

Melalui diskusi terbatas itu, diharapkan akan terbangun political will yang lebih kuat dari para pemangku kepentingan, baik Pemerintah Pusat maupun Daerah, serta mendorong sinergi lintas sektoral untuk melanjutkan pengajuan Geopark Natuna sebagai UGGp.

Dalam kesempatan itu, Bupati Natuna Wan Siswnadi, memaparkan segala aspek pendukung yang menyatakan bahwa Natuna layak masuk dalam UNESCO Global Geopark dengan beberapa pertimbangan baik secara sosial budaya maupun letak geografis Natuna yang berada dekat dengan negara-negara tetangga.

“Saya tidak takut dengan ancaman Cina, namun yang paling saya khawatirkan adalah ancaman dari negara Malaysia, karena kultur budaya yang sama sebagai Melayu. Untuk itu, Natuna yang memang bagian dari NKRI akan lebih mendunia bila masuk dalam UNESCO Global Geopark nantinya,” ungkap Wan Siswandi.

Menurutnya, meski Natuna sudah ditetapkan sebagai wilayah pertahanan, namun peningkatan dari sektor pariwisata, perikanan dan yang lainya, juga merupakan unsur penting sebuah pertahanan suatu negara di wilayah perbatasan seperti daerah Natuna. (*)

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan

Exit mobile version