Antisipasi Terhadap Ancaman Bencana, BPBD Lakukan Pemetaan Terkait Daerah Rawan Bencana

Natuna, harianmetropolitan.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Natuna memaparkan bahwa Natuna memiliki 6 potensi ancaman bencana.

Hal ini disampaikan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Natuna, Nurul Huda saat ditemui awak media, diruang kerjanya, Kamis, 17 Oktober 2024.

Nurul menyebut, 6 potensi ancaman bencana tersebut yakni, banjir, kekeringan, longsor, cuaca ektrim, gelombang tinggi, dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

“Sementara untuk daerah yang terdampak titik rawan bencana itu ada di Kecamatan Bunguran Timur, Timur Laut, Serasan dan Serasan Timur,” kata Nurul.

Nurul menjelaskan, kalau untuk Bunguran Timur berpotensi terjadi bencana banjir dan Karhutla, dan tingkat kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan ini sangat tinggi.

(Foto: Kabid Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD Natuna, Nurul Huda)

“Kalau di Bunguran Timur Laut itu potensi bencananya banjir sedangkan Serasan dan Serasan Timur longsor dan banjir,” ungkapnya.

Nurul membeberkan, untuk mengantisipasi potensi bencana BPBD melakukan pemetaan terkait daerah rawan bencana dan sosialisasi kepada masyarakat dan aparatur setempat.

“Jadi mereka mengerti dan paham ketika mendapat potensi terjadinya bencana,” tutur Nurul.

Nurul mengungkapkan, pihaknya tidak ingin kejadian longsor di Serasan yang memakan korban jiwa terjadi lagi.

“Padahal saat itu sudah ada tanda-tanda akan terjadinya longsor seperti turunnya tanah dan air, tetapi masyarakat malah bergotong royong,” ungkap Nurul.

Nurul menerangkan, bahwa BPBD Natuna juga telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan meminta desa membentuk desa tangguh bencana (Destana).

“Destana ini dibentuk agar ketika di wilayah yang terjadi tanda-tanda bencana mereka bisa melaporkan langsung ke BPBD,” ujarnya.

Nurul menuturkan, pemerintah daerah juga sudah mengeluarkan untuk seluruh desa agar membentuk desa tangguh bencana.

“Jadi desa yang sudah membentuk Destana bisa menganggarkan dana desanya untuk kegiatan yang berhubungan dengan kebencanaan,” pungkasnya.

Untuk di Natuna, kata dia, sudah lima desa yang membentuk Destana, diantaranya, desa Cemaga, Air Putih, Air Nusa, Batu Belanak dan kelurahan Serasan.

“Kita harap semua desa di Natuna bisa membentuk desa tangguh bencana sehingga BPBD bisa melakukan sosialisasi ancaman terjadinya bencana,” tutupnya.

(Foto: Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Natuna, Zulheppy)

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Natuna, Zulheppy mengatakan, bahwa saat terjadinya bencana BPBD Natuna langsung melakukan penanganan di lapangan.

“Kalau skalanya besar kita langsung mendirikan posko evakuasi, dan dapur umum darurat,” kata Zulheppy.

Zulheppy menerangkan, dari bencana yang terjadi, pihaknya juga akan melakukan kajian cepat dan mengeluarkan rekomendasi untuk bencana yang terjadi.

“Disitu nanti kita keluarkan potensi bencananya non darurat atau darurat lagi,” ujarnya.

Zulhappy juga menyampaikan, dari hasil rekomendasi tadi akan dibuat surat edaran ataupun surat keputusan yang akan ditandatangi langsung Bupati Natuna terkait kondisi bencana yang terjadi. Juga akan adanya bantuan yang diberikan seperti, sembako, selimut, dan matras.

“Kita juga memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana kita bekerjasama dengan Dinas Sosial (Dinsos) untuk pemberian bantuan tersebut,” ungkapnya.

 

*Advetorial/Rian

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan

Exit mobile version