
NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Sekolah Rakyat Kabupaten Natuna yang berbasis asrama kini sudah menampung 95 siswa dari target 100 orang. Setelah seminggu lebih tinggal di asrama, sebagian besar siswa mulai terbiasa dengan pola hidup disiplin, meski ada lima siswa memilih mengundurkan diri.
Kepala Dinas Sosial Natuna, Puryanti, mengungkapkan bahwa aturan di asrama dibuat ketat, mulai dari jadwal bangun pagi, salat berjamaah, mengaji, jam belajar, jam makan, hingga tidur malam. “Memang ada yang awalnya tidak tahan karena tidak boleh pegang handphone, tapi sebagian besar sudah mulai terbiasa dan lebih disiplin,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 29 September 2025.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) masih berlangsung hingga dua minggu. Selama periode ini, Sekolah Rakyat masih membuka kesempatan bagi anak-anak putus sekolah untuk mendaftar. “Kalau sudah masuk tahap belajar, siswa baru tidak bisa lagi diterima karena akan tertinggal. Jadi sekarang masih ada kesempatan,” terang Puryanti.
Selain menegaskan komitmen pemerintah, Puryanti juga menyampaikan pesan kepada masyarakat. “Kami berharap masyarakat benar-benar memanfaatkan program ini. Kalau ada anak, keponakan, saudara, atau tetangga yang putus sekolah karena ekonomi, silakan daftar. Ini kesempatan besar karena semua biaya ditanggung, bahkan bila nanti anak melanjutkan kuliah akan tetap difasilitasi pemerintah,” tutupnya. (***Hn)