
KARIMUN, harianmetropolitan.co.id- Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Melayu jenjang SMP/MTS sederajat tingkat Kabupaten Karimun tahun 2025 sukses digelar di SMP Negeri 2 Tebing, Kamis 2 Oktober 2025.
Kegiatan ini terselenggara atas dukungan Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karimun, khususnya Bidang Pembinaan SMP (PSMP).
Pelaksanaan FTBI merupakan tindak lanjut dari kegiatan Bimbingan Teknis Revitalisasi Bahasa Melayu yang sebelumnya digelar oleh Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Riau.
Para peserta bimtek yang telah dibekali pengetahuan dan keterampilan, kemudian ditugaskan untuk mengimbaskan hasil pembelajaran di sekolah masing-masing. Dari kegiatan tersebut, tiap sekolah menyeleksi peserta terbaik untuk mengikuti ajang FTBI, mulai dari tingkat sekolah, kecamatan hingga kabupaten.
Pada tahun ini, sebanyak 27 sekolah dari total 55 SMP/MTS se-Kabupaten Karimun berpartisipasi, dengan jumlah peserta mencapai 85 orang. Para pemenang tingkat kabupaten nantinya akan mewakili Karimun ke ajang FTBI tingkat Provinsi Kepulauan Riau.
Acara pembukaan berlangsung meriah dan penuh semangat. Hadir dalam kesempatan itu Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karimun, Husin, didampingi Kabid Pembinaan SMP, Kabid GTK, serta Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter. Turut hadir pula para kepala sekolah, pengawas, guru pendamping, dewan juri dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Karimun, serta guru SMA yang berkompeten di bidangnya.
Dalam sambutannya, Sekretaris Disdikbud Karimun, Husin, menekankan pentingnya menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap bahasa daerah di kalangan generasi muda.
“Bahasa Melayu adalah identitas dan warisan budaya kita. Melalui FTBI, kita ingin anak-anak Karimun tumbuh percaya diri sekaligus bangga menggunakan bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid PSMP, Henry, menyoroti pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menyukseskan kegiatan ini.
“Keberhasilan seleksi FTBI tidak lepas dari kerja sama yang baik antara peserta bimtek, kepala sekolah, serta pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sinergi inilah yang membuat kegiatan berjalan lancar dan memberi manfaat besar bagi dunia pendidikan kita,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter, Ernita Selviana. Ia menegaskan bahwa FTBI bukan sekadar ajang lomba, melainkan ruang apresiasi bagi peserta untuk mengasah kemampuan berbahasa dan berkarya dalam ranah budaya Melayu.
“Anak-anak yang berhasil meraih juara akan kita persiapkan untuk melangkah ke tingkat provinsi. Sementara bagi yang belum menang, mereka tetap luar biasa karena sudah berani tampil dan berjuang. Tahun depan kesempatan masih terbuka luas,” ungkapnya.
Dengan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap bahasa daerah, seleksi FTBI tingkat Kabupaten Karimun diharapkan mampu melahirkan tunas-tunas bahasa ibu yang tidak hanya mahir berbahasa Melayu, tetapi juga menjadi penggerak pelestarian warisan budaya daerah. (***Hn)