
harianmetropolitan.co.id, Karimun – Pelabuhan Kolong, di Kabupaten Karimun, tampaknya kurang mendapat pengawasan ketat dari aparat penegak hukum, baik itu Bea Cukai maupun Syabandar.
Hal itu diakui sejumlah warga setempat, lantaran dugaan peyelundupan bahan sembako, seperti sayur, sosis dan bawang merah dan putih kian marak.
Padahal, para pejabat ini digaji oleh negara, guna mencegah terjadinya kebocoran keuangan negara.
Dari hasil investigasi media harianmetropolitan.co.id, pada Minggu, 12 April 2020 lalu, tampak tidak ada satu pun pihak penegak hukum, atau petugas Bea Cukai maupun Syahbandar terlihat di Pelabuhan Kolong.
Padahal bongkar muat barang sembako bawang merah dan bawang putih sudah sering terjadi di saat pagi hari di pelabuhan tersebut dan dibawa menuju Pasar Maaimun.
Parahnya lagi, pemasok barang bawang merah dan bawang putih, berinisial UJ begitu bebas beraksi seolah kebal hukum. Barang sembako itupun diduga tanpa dilengkapi dokumen resmi dari pihak Bea Cukai.
Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Humas KPPBC Karimun, Hariadi, terkait masuknya bawang merah dan bawang putih itu, mengatakan, bahwa barang tersebut berasal dari Kota Batam.
Ia menerangkan, jika pemasok barang belum melunasi pabeannya di Batam, seharusnya tidak boleh masuk. Pihaknyapun sudah berapa kali melakukan penindakan atas barang-barang yang masuk dari Batam tanpa dilengkapi dokumen yang sah.
Ia meminta, agar para pemasok dapat melaporkan barang yang masuk ke Kabupaten Karimun, ke Disperindag dan Karantina, dan hal ini harus diketahui oleh pihak Bea Cukai.(N. Lubis)