Makna Yang Tersirat Dalam Puisi ‘Sebab’ Karya Ibrahim Sattah

SEBAB
Ingin kujanjikan laut jadi gurun
Ikan dan sekalian hewan
Pindahlah ke
Bulan
Sebab laut sebab pantai
Sebab laut bernama laut sebab pantai
Bernama pantai
Sebab maut bernama maut
Sebab saatnyasampai

Makna Pusisi ‘Sebab’
Karya Ibrahim Sattah
Ibrahim Sattah lahir di Tarempa, sebuah kota kecil di kawasan Pulau Tujuh, Laut Cina Selatan, Provinsi Kepulauan Riau tahun 1943 dan meninggal pada usia 43 tahun di Pekanbaru, 19 Januari 1988.
Selain mengarang sajak, Ibrahim Sattah juga bergerak dan bekerja di bidang teater dan bekerja di penerbitan buku-buku sastra. Sajak Ibrahim Sattah dikategorikan sebagai puisi murni yang diekspresikan dengan kesahajaan dari kata-kata yang sederhana, seperti tentang daun, tentang duka, tentang batu, tentang air; tentang manusia, tentang Tuhan, dan tentang alam raya. Sebagaimana dinyatakan oleh Korrie Layun Rampan dalam majalah Horison, No.9, hlm. 982. “Ibrahim Sattah mengakui bahwa ia banyak diilhami oleh sajak Sutardji Calzoum Bachri.”.
Pada bait:
Ingin kujanjikan laut jadi gurun
Ikan dan sekalian hewan
Pindahlah ke
Bulan
Pada bait tersebut ia seolah berharap apa yang dia inginkan terjadi
Pada bait:
Sebab laut sebab pantai
Sebab laut bernama laut sebab pantai
Bernama pantai
Pada bait tersebut ia menjelaskan bahwa laut bernama laut dan pantai bernama paintai, yang artinya apa yang telah ditetapkan tidak bisa diubah.

Pada bait:
Sebab maut bernama maut
Sebab saatnyasampai
Pada bait tersebut ia menyampaikan bahwa maut tetaplah maut, jika saatnya sudah sampai maka tidak bisa dihindari.(***Yuni Lestari)

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan

Exit mobile version