Kadisdikbud Natuna Tekankan Pentingnya Literasi Sejak Dini

NATUNA- harianmetropolitan.co.id- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma, menjadi narasumber dalam kegiatan penguatan literasi masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat Sanggar Kegiatan Belajar Natuna (SKB), Kamis 10 Oktober 2024. Ada sekitar 28 peserta hadir dalam kegiatan itu, diantaranya dari kelompok belajar, posyandu, BP PAUD, SPNF SKB dan DWP Dinas Pendidikan Natuna. Masing-masing perwakilan mengirimkan satu hingga empat peserta.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, menyampaikan, saat ini, kondisi tingkat minat baca di Indonesia masih terhitung memprihantinkan dilihat dari hasil pemeringkatan literasi dunia yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke 60 dari 61 negara . Rendahnya minat baca di Indonesia tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi.

(FOTO: Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Natuna foto bersama peserta)

Hal ini dapat dilihat pada kebiasaan yang dilakukan penduduk Indonesia sehari-harinya. Yang pertama, kurang adanya pembiasaan budaya literasi sedari kecil terutama pada masa golden age anak-anak. Bahkan ketika diadakan upaya pembiasaan literasi pada sekolah-sekolah yang dilakukan selama 15 menit sebelum memulai kegiatan belajar mengajar pun, masih banyak siswa yang melanggar kebijakan literasi tersebut. Para siswa tersebut lebih memilih untuk bercengkrama bersama temannya.

Ketika ada waktu luang, penduduk Indonesia lebih memilih menghilangkan rasa bosan dengan bermain gawai daripada membaca buku untuk menambah wawasanSelain itu, kurangnya fasilitas literasi dan percetakan buku di daerah-daerah membuat penduduk Indonesia kerap kali kesulitan mencari sumber bacaan. Itulah faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat minat baca Indonesia yang juga berdampak pada rendahnya kuliatas sumber daya manusia beserta potensinya yang dimiliki Indonesia.

Maka dari itu, budaya literasi di Indonesia perlu dibenahi untuk terus maju berkembang. Pembenahan terhadap budaya literasi di Indonesia perlu disertai dengan pengetahuan-pengetahuan mendasar tentang literasi itu sendiri. Salah satu pengetahuan dasar mengenai literasi adalah pembagian jenis-jenis literasi yang dikelompokkan ke dalam enam literasi dasar yang peru dikuasai menurut Kemdikbud.

Jenis literasi dasar yang pertama adalah kemampuan literasi baca dan tulis, yaitu

  1. Kemampuan untuk menganalisis bacaanserta mengolahnya menjadi sebuah karangan tulis untuk mencapai sebuah tujuan berupa pengembangan potensi.
  2. Literasi numerasiyang berupa kemampuan memahami dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk menyelesaikan berbagai konteks masalah sehari-hari.
  3. Literasi sainsyang berupa kemampuan mengidentifikasi fenomena ilmiah yang selanjutnya didapatkan solusi ilmiah berdasarkan fakta dan data sesuai karakteristik sains.
  4. Literasi finansialyang dapat membantu seseorang untuk dapat membaca risiko dan peluang finansial dalam rangka mencapai kesejahteraan finansial baik individu maupun sosial. Selanjutnya ada literasi digital, pada era perekembangan teknologi yang pesat ini diperlukan kecakapan menggunakan media digital dengan memperhatikan etika untuk dapat terus membina komunikasi dan interaksi.
  5. Literasi budaya dan kewargaan yang dimaksudkan agar seseorang dapat mengenal identitas dan budaya bangsanya sendiri dan memahami hak dan kemajiban sebagai warga negara.

Kemampuan literasi pada anak memang seharusnya diberikan dari sejak dini karena dapat menciptakan lahirnya anak — anak yang cerdas membaca dan menulis. Tetapi juga cerdas dalam akademik, intelegensi, dan emosional serta spiritual. Dengan adanya anak yang terbiasa membaca dan menulis menjadikan dirinya lebih kreatif, dan dapat berpikir logis. Berikut beberapa manfaat memiliki kemampuan literasi pada anak usia dini:

  1. Dapat melatih kemampuan dan mengenalkan anak membaca, menulis, dan berhitung sejak dini.
  2. Membuka cakrawala untuk membentuk generasi yang baik dari usia dini sehingga anak-anak memiliki pemikiran luas dan kritis untuk menjadi penerus bangsa yang bisa membawa perubahan menjadi lebih maju.
  3. Mempersiapkan anak untuk masuk sekolah.
  4. Dapat berpengaruh terhadap perkembangan akademik anak dalam mendapatkan ilmu baru, sehingga anak menjadi lebih cerdas dan berkarakter.
  5. Membantu pengoptimalan kinerja otak dari anak dalam membentuk fokus dan daya pikir yang berkualitas. Sehingga dapat berpengaruh untuk memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.
Baca Juga :  Bupati Natuna Paparkan Soal Kemaritiman Pada Tim Kemenko Marves

Sumber daya manusia ( SDM ) mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa, sehingga untuk meningkatkan kualitas SDM salah satunya diperlukan pendidikan literasi pada anak usia dini. Literasi anak usia dini merupakan suatu cara menciptakan seorang anak pandai dalam membaca, menulis, menghitung, berbahasa, dan berbicara. Kemampuan literasi anak berbeda — beda, semakin baik literasinya, maka semakin baik pula seorang anak tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat.

Pendidikan literasi anak usia dini sangat penting dilakukan sejak sekarang, dimana sekarang zaman yang semakin kompetitif dengan segala persaingan yang ada. Seorang anak yang tertinggal mendapatkan pendidikan literasi sejak dini akan sulit mempunyai kecerdasan tinggi dan beradaptasi dengan yang lain. Dengan adanya pendidikan literasi untuk anak usia dini akan menciptakan seorang anak lebih cerdas secara psikologi, bahasa, kognitif, emosional, sosial, akademik,dan kritis.

Pada era digital saat ini, perkembangan banyak terjadi pada kehidupan masyarakat sebagai hasil dari teknologi maju terutama pada lingkungan keluarga dalam mendidik anak usia dini. Keluarga merupakan tempat pertama serta utama bagi anak usia dini sebelum mengenal lingkungan yang terdapat di luar rumah. Keluarga menjadi pedoman atau role model awal bagi anaknya dalam bersikap dan berperilaku dalam membentuk kepribadian juga pengetahuan.

Dalam hal ini, penciptaan lingkungan dan kegiatan di rumah untuk mengenalkan dan membantu dalam persiapan anak usia dini dalam membaca, menulis, hingga berhitung sangat diperlukan. Metode ini biasa disebut dengan home literacy. Kegiatan home literacy ini dilaksanakan di dalam rumah dengan orang tua sebagai guru untuk mengajarkan materi dasar seperti bercerita, mengenal huruf dan angka, warna, bentuk, dan juga gambar.

Anak usia dini sangat memerlukan literasi untuk mendorong dalam mengeksplorasi segala sesuatu yang terdapat di dalam lingkungannya, kemudian dalam menjangkau gerakan motorik anak. Orang tua dapat menciptakan home literacy dengan menyediakan sarana dan fasilitas untuk menunjang keberlangsungan kegiatan bermain dan belajar anak. (***Rian)

 

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan