
harianmetropolitan.co.id – Di era globalisasi yang semakin terkoneksi, pendekatan soft power menjadi sangat relevan dan krusial dalam diplomasi internasional. Indonesia yang sangat kaya akan ragam budaya dan bahasa memiliki potensi besar untuk memperkuat posisinya di kancah global melalui diplomasi budaya. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengambil langkah yang strategis dalam hal ini yang tertuang dalam UU No 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan. Undang-undang ini kemudian menegaskan pentingnya perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan kebudayaan Indonesia (Kemendikbud, 2017). Peraturan Presiden No 78 Tahun 2021 Tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional yang memberikan mandat kepada Kemendikbudristek untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kebudayaan termasuk diplomasi budaya.
Kemendikbudristek telah berhasil melakukan pemajuan bidang kebudayaan dalam bidang jumlah warisan budaya yang diakui UNESCO. Tahun 2021, Gamelan berhasil ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO yang menambah daftar panjang warisan budaya Indonesia yang diakui secara internasional. Usaha ini merupakan komitmen dan kerjasama stakeholder pemerintah yang berhasil mendokumentasikan hingga mempromosikan dana mengajukan warisan budaya Indonesia ke forum internasional. Tidak sampai disitu, Kemendikbudristek juga telah berhasil melakukan terobosan bidang program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Terhitung hingga tahun 2021 sejak 2015, jumlah pusat pembelajaran BIPA di luar negeri telah meningkat dari 45 hingga menjadi 108 pusat yang sudah tersebar di lebih dari 47 negara (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2022). Peningkatan minat Bahasa Indonesia dapat dilihat dari sini sehingga ini juga menjadi program yang efektif untuk mempromosikan diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional. Terdapat program beasiswa Darmasiswa yang juga menawarkan kesempatan bagi mahasiswa asing untuk belajar tidak hanya bahasa tetapi juga budaya Indonesia. tahun 2019, tepat sebelum COVID-19 program ini sudah menarik 650 mahasiswa dari 95 negara (Kemendikbud, 2020). Program ini sempat mengalami penurunan saat pandemi, tetapi telah kembali meningkat dan menjadi sarana penting perkenalan Indonesia beserta bahasa dan budayanya ke dunia internasional. Kerjasama juga sudah dilakukan melalui beberapa Lembaga internasional, misalnya dengan British Council dalam program “Connections Through Culture” yang bertujuan untuk meningkatkan pertukaran budaya antara Indonesia dan Inggris (British Council Indonesia, 2021).
Untuk mencapai hasil maksimal, koordinasi lembaga pemerintah perlu diperhatikan, Kemendikbudristek dengan Kemenlu harus bersinergi untuk memastikan konsistensi dan efektivitas diplomasi budaya Indonesia, ditambah juga dengan pengembangan SDM bidang diplomasi budaya yang perlu ditingkatkan untuk memastikan pengembangan potensi dari soft power diplomasi ini. Ke depan, inovasi strategi pemajuan kebudayaan dan Bahasa Indonesia harus dilakukan secara kontinyu. Pemanfaatan teknologi digital dan media sosial dapat memberikan efek optimalisasi menjangkau audiens global yang luas tak terbatas jarak dan waktu. Konten-konten kebudayaan yang relevan dan menarik bagi generasi muda internasional perlu dikembangkan dan diprioritaskan.
Intinya diplomasi budaya bukanlah tentang soal memperkenalkan budaya Indonesia semata, tetapi juga membangun jembatan pemahaman antar bangsa. Melalui diplomasi budaya, Indonesia dapat memainkan peran yang lebih besar dalam dialog global yang mempromosikan nilai-nilai perdamaian hingga toleransi yang selama ini menjadi ciri khas integral dari identitas bangsa Indonesia. Capaian Kemendikbudristek sejauh ini sudah menunjukkan langkah strategis dalam memanfaatkan soft power Indonesia, namun kembali lagi konsistensi dan inovasi terus-menerus harus dilaksanakan untuk memastikan kekayaan budaya Indonesia tidak hanay dikenal dan diakui tetapi dihargai dan diadopsi dalam skala global. Jika komitmen dijalankan, Indonesia ke depan akan mampu memperkuat posisi global sebagai negara yang berpengaruh dalam membentuk nilai dan norma global.
Penulis: Azry Kaloko
Pemerhati Pendidikan Nasional