
Lingga, harianmetropolitan.co.id – Aktivis muda Kabupaten Lingga, Yusri Mandala, dengan tegas menyuarakan sikapnya terkait isu-isu pribadi yang muncul dalam ranah politik jelang Pilkada Lingga 2024. Ia mengimbau seluruh pihak untuk menjaga suasana tetap kondusif tanpa ada upaya menjatuhkan pasangan calon mana pun secara personal.
“Saya berharap Pilkada di Lingga ini berjalan damai, tanpa serangan pribadi terhadap salah satu calon. Kita perlu menjaga situasi tetap tenang di masyarakat,” ujar Mandala, Kamis 31 Oktober 2024.
Yusri menyampaikan kekesalannya terhadap sejumlah pemberitaan yang belakangan ini cenderung menyerang aspek-aspek pribadi. Bahkan dirinya sendiri, yang berperan sebagai tenaga ahli, tidak luput dari serangan yang mempertanyakan latar belakang pendidikannya.
Ia menyesalkan adanya pihak-pihak yang mempersoalkan ijazahnya dari Paket hingga Universitas Terbuka (UT), meski seluruh dokumen tersebut memiliki legalitas yang sah.
“Awalnya saya hanya menyebut pelaku sebagai ‘oknum’, namun sekarang ini sudah mengarah pada serangan pribadi, bahkan dokumen negara pun dibawa-bawa. Itu adalah dokumen yang sah, jadi apa yang dipermasalahkan?” tegas Yusri.
Ia menekankan bahwa dirinya tidak merasa perlu membuktikan diri lebih jauh kepada publik, mengingat perjalanan kariernya yang dirintis dari bawah dengan penuh dedikasi. Yusri menjelaskan bahwa ia berasal dari keluarga sederhana dan meraih posisinya saat ini secara bertahap.
“Saya tetap ingat asal-usul saya. Bagi saya, jabatan bukanlah prioritas. Jika ada yang meminta saya mundur, saya siap,” ungkapnya.
Yusri juga menyoroti salah satu oknum yang, menurutnya, mendapat dukungan ketika pertama kali memulai usaha di Pancur, Kecamatan Lingga Utara.
“Saya menghormati oknum tersebut ketika pertama kali berjualan es krim di sini, hingga sekarang berjualan gorengan. Jangan sampai dia lupa asal-usulnya, karena kita di sini mencari makan bersama-sama secara damai,” tambahnya.
Dalam pernyataannya, Yusri mengutip pemikiran pengamat sosial Rocky Gerung bahwa “Ijazah adalah tanda bahwa seseorang pernah belajar, namun bukan berarti ia pernah berpikir.” Menurut Yusri, penghargaan terhadap seseorang seharusnya tidak hanya dilihat dari latar belakang formalitas, tetapi juga dari pemikiran, etika, dan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Sebagai sosok yang tumbuh dari akar rumput, Yusri menegaskan bahwa bagi dirinya, jabatan hanyalah amanah dan bukan sesuatu yang harus dipertahankan dengan mati-matian.
“Amanah ini ibarat menanam ubi, di mana pun ditanam pasti akan tumbuh. Kita ada di sini untuk berbuat, bukan sekadar berkuasa,” katanya.
Yusri berharap Pilkada Lingga 2024 berlangsung sehat, dengan mengedepankan gagasan serta visi untuk membangun Kabupaten Lingga. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh isu-isu personal yang berpotensi memecah belah.
“Semoga Pilkada ini bisa membawa perubahan positif dengan cara yang baik, tanpa merusak persatuan di Lingga,” pungkas Yusri. (Hendra)