Krisis Air Bersih Meluas di Natuna, PDAM: Semua Pulau Terdampak

NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Krisis air bersih  melanda Kabupaten Natuna bukan hanya terjadi di Pulau Bunguran Besar sebagai pusat pemerintahan, tetapi telah meluas ke seluruh wilayah hingga ke pulau-pulau lain, termasuk Sedanau dan Pulau Laut. Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur PDAM Tirta Nusa Natuna, Zaharuddin, menyatakan bahwa kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan membutuhkan penanganan cepat serta dukungan semua pihak, Rabu 30 Juli 2025.

“Krisis air ini bukan hanya terjadi di pusat kota saja, tetapi sudah menyeluruh ke seluruh pulau di Kabupaten Natuna. Di Sedanau, misalnya, jumlah penduduknya sekitar 1.500 orang, namun pasokan air bersih kami hanya 5 liter per detik. Itu hanya cukup untuk melayani sekitar 300 rumah,” jelas Zaharuddin.

Meski demikian, pasokan tersebut tetap dipaksa untuk menjangkau seluruh penduduk, sehingga pelayanan air bersih menjadi sangat terbatas dan tidak merata.

“Kami sedang menyusun DED (Detail Engineering Design) untuk jaringan baru air bersih di Sedanau. Ini adalah upaya percepatan pembangunan karena kebutuhan air di sana sangat mendesak,” tambahnya.

Zaharuddin juga mengungkapkan bahwa di wilayah Sedanau sebenarnya sudah terdapat embung air yang berfungsi, namun kapasitasnya masih sangat terbatas dan belum mampu memenuhi kebutuhan secara menyeluruh. Hal serupa juga terjadi di Pulau Laut dan beberapa wilayah lainnya di Natuna.

Baca Juga :  Harga Cabai Naik Drastis, Pedagang Keluhkan Penurunan Penjualan

Dalam kondisi darurat, seperti adanya kemalangan warga atau kegiatan ibadah di masjid, pihak PDAM berkomitmen memberikan bantuan air bersih secara gratis. Misalnya, pada pelaksanaan salat Jumat, masjid-masjid diberikan pasokan air bersih seminggu sekali. Hal sama berlaku bagi warga yang mengadakan hajatan seperti pernikahan.

“Kami sadar air adalah kebutuhan dasar. Maka dalam kondisi tertentu seperti rumah ibadah atau jika ada warga mengalami musibah, kami akan bantu secara maksimal. Ini bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat,” tegasnya.

Direktur PDAM juga meminta masyarakat untuk tidak saling menyalahkan atas krisis ini, karena persoalan utamanya adalah faktor cuaca, pemanasan global, dan keterbatasan sumber air permukaan sangat bergantung pada curah hujan.

“Ini bukan kesalahan manajemen. Fasilitas sebagus apapun tetap tidak bisa optimal jika kita masih mengandalkan air permukaan. Kecuali, kita sudah punya cadangan air baku dari embung yang benar-benar dimanfaatkan,” katanya.

Zaharuddin juga mengapresiasi dukungan penuh dari Bupati Natuna yang sejak awal telah menunjukkan komitmen serius terhadap isu air bersih, bahkan sejak beliau masih menjabat sebagai anggota DPR RI.

Dengan tantangan yang semakin kompleks akibat perubahan iklim, PDAM berharap masyarakat turut mendukung upaya-upaya jangka panjang dalam pengelolaan air bersih dan memahami keterbatasan yang saat ini dihadapi.

(***Hn)

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan