Potret Buram Dunia Pendidikan, Masa Gubernur Kepri, Ansar Ahmad

NATUNA- HARIANMETROPOLITAN.co.id- Derasnya guyuran hujan, disertai angin kencang, tidak menyurutkan niat dua orang jurnalis, untuk melakukan tugas liputan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bunguran Timur, Rabu 1 Februari 2023. Setibanya di sana, kedua kuli tinta itu berteduh sejenak di lorong sekolah untuk mengeringkan badan, karena baju sudah basah.

Namun, peristiwa itu tidak lama karena atap dan palfon lorong terlihat hampir roboh. Baru bergeser sepelemparan batu, plafon gedung benar-benar runtuh. Ternyata, dari pengamatan wartawan, hampir seluruh gedung sekolah sudah tidak layak pakai. Terlebih, ruangan belajar siswa/siswi SMK Negeri 1 Bunguran Timur.

Reza Perdian, murid kelas XI SMK Negeri 1 Bunguran Timur, datang dan menawarkan tempat berteduh di dekat ruang praktek. Dari seluruh gedung, pengakuan Reza, hanya ruang praktek masih layak, itupun tidak semua karena gedung praktek lama juga sudah bocor.

Cerita Reza,  dulu Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bunguran Timur, merupakan sekolah dengan murid paling ramai, karena Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna memberi perhatian khusus, seperti biaya sekolah gratis dan para siswa/siswi juga diberikan asrama dan makan minum. Meski biaya sekolah gratis, banyak alumni berprestasi berasal dari sekolah tersebut, sehingga hal itu memotivasi Reza untuk bercita-cita menimba ilmu di SMK Negeri 1 Bunguran Timur.

Namun, masa jaya sekolah yang diresmikan tahun 2004 ini tampak “memudar” sejak kewenangan pengelolaan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

Gedung megah dan mentereng dimasa pemerintahan Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal, kini hancur tidak pernah diperbaiki oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau. Padahal, sekolah ini telah ditetapkan sebagai sekolah pusat keunggulan dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, tahun 2022.

(Foto: Kondisi sebagian gedung belajar siswa yang rusak parah dan kondisi kamar asrama putra SMK Negeri 1 Bunguran Timur, yang sangat memprihatinkan, tidak layak huni untuk pelajar. Rabu 1 Februari 2023)

Saat hujan reda,  wartawan sempat berkeliling melihat kondisi asrama siswa/siswi SMK Negeri 1 Bunguran Timur. Ironisnya, tampak tempat tidur siswa robek tanpa kain seprei, kondisi kamar terlihat kumuh dan jorok dan sebagian tempat tidur disanggah kayu hutan. Kondisi ini jelas tidak layak  disebut sebagai asrama pelajar, karena tidak ada kenyamanan. “Di sinilah kami belajar setiap malam. Kalau hujan pasti bocor dan kami harus menepi,” ucap Reza, tegar.

Sedangkan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bunguran Timur, Aswana, mengaku telah berupaya memperbaiki sekolah dengan menggunakan dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS). Namun, karena gedung sekolah banyak dan halaman begitu luas, sehingga tidak maksimal. “Saya sudah berusaha pak, tapi kami juga punya keterbatasan anggaran sekolah,” ucapnya, saat ditemui di ruangnya, hari itu.

Aswana mengaku, saat ini dirinya hanya bisa melakukan antisipasi agar murid tetap belajar ditengah “hancurnya” gedung sekolah mencapai 65 persen. Dirinya telah mengeluarkan aturan agar para siswa  belajar diruang praktek, demi menghindari insiden.

Kerapnya, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, beserta jajarannya  hilir mudik ke Kabupaten Natuna belakangan ini, ternyata tidak membawa banyak “perubahan” bagi SMK Negeri 1 Bunguran Timur. Padahal persoalan ini sudah kerap kali disampaikan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau agar diperhatikan, namun bertepuk “sebelah tangan”.  Lalu, pada siapakah murid dan pihak sekolah mengadu? (*Rian)

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan

Exit mobile version