
KARIMUN, harianmetropolitan.co.id- Bupati Kabupaten Karimun, Aunur Rafiq dan Wakil Bupati Karimun, Anwar Hasyim, diagendakan melakukan safari Ramadan dengan jadwal kunjungan berbeda. Kedua petinggi di Pemerintahan Kabupaten Karimun tersebut, sampai menyewa kapal agar mempermudah mobilisasi.
Kepala Bagian Kesejahtraan Rakyat (Kesra) Kabupaten Karimun, Baginda Malin Siregar, saat dikonfirmasi wartawan harianmetropolitan, Rabu 20 Maret 2024, membenarkan hal tersebut. Malin mengaku, penyewaan kapal dikarenakan banyaknya penumpang, sehingga tidak memungkinkan memakai kapal milik pemerintah daerah. “Ada dua kapal di sewa, Kurnia Jaya dan Satria. Kita sewa sejak safari pertama,” terangnya.
Malin menambahkan, jika ada kejadian insidentil, pihaknya juga akan memakai kapal Mikonata, sesuai permintaan bupati. Alasannya, Aunur ingin memakai kapal besar saat melakukan kunjungan ke Sugie dan Moro. Celakanya, penyewaan kapal oleh Bagian Kesejahtraan Rakyat Kabupaten Karimun tersebut “mengangkangi” aturan main dalam pengadaan barang dan jasa.
(Foto: Belanja Sewa Alat Angkutan Apung Bermotor untuk Penumpang- Safari Ramadan di laman LPSE Labupaten Karimun)
Dalam Daftar Pengguna Anggaran (DPA) Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun, Kesra mengalokasikan anggaran senilai Rp194.250.000 dengan metode Pengadaan Langsung. Dalam laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Karimun, kegiatan tersebut dimenangkan oleh PT Moderen Apollo Ekspress dengan anggaran Rp193.695.000. Anggaran ini hanya turun Rp555.000 dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS). Ironisnya, perusahaan beralamat di Komplek Perumahan Fanindo Blok C No.8 Kelurahan Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, Provinsi Kepri itu, tidak jelas keberadaannya.
Saat dikunjungi ke lokasi, hanya terdapat penjual material bagunan dengan nama PT Modern Kencana Perkasa. Bahkan, Sari, orang kepercayaan di toko tersebut tidak tau soal PT Moderen Apollo Ekspress. “Kami tidak tau bang, dari dulu kami hanya menjual peralatan bangunan, tidak ada di bidang penyewaan kapal,” katanya, saat ditemui Rabu 20 Maret 2024, sore.
Dugaan adanya “permainan” antara Bagian Kesra dan PT Moderen Apollo Ekspress, cukup ketara, karena PT Moderen Apollo Ekspress cukup berani mengakomodir perjalanan kunjungan safari bupati tanggal 14 Maret 2024 lalu di Sugie Besar, sementara masa penandatanganan kontrak baru selesai tanggal 21 Maret 2024. Artinya, perusahaan sudah tau akan dimenangkan, sehingga “curi start” saat proses administrasi masih berjalan di LPSE Kabupaten Karimun. Belum lagi, keberadaan perusahaan yang tidak jelas alamatnya, menimbulkan tanda tanya, mengapa perusahaan tersebut dipilih. Jika terdapat insiden selama proses safari, akan dicari kemana direktur perusahaan tersebut untuk bertanggung jawab?
Hingga berita ini terbit Kepala Unit Kerja Pengdaaan Barang dan Jasa di LPSE Kabupaten Karimun, dan pemilik kapal Kurnia Jaya, Satria dan Mikonata belum terkonfirmasi terkait dengan pinjam pakai bendera perusahaan. (Rian/Hariono)