BPBD Natuna Gerak Cepat Tangani Dampak Cuaca Ekstrem di Bunguran Timur

NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna bertindak cepat menangani dampak bencana angin kencang melanda wilayah Bunguran Timur pada Jumat siang, 27 Juni 2025 lalu. Cuaca ekstrem tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga di daerah Batu Kapal mengalami kerusakan.

Kepala BPBD Kabupaten Natuna, Raja Darmika, mengungkapkan bahwa pihaknya langsung menurunkan Tim Kaji Cepat ke lokasi kejadian setelah menerima laporan dari grup WhatsApp siaga bencana yang dikelola oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops).

“Setelah kami mendapatkan informasi, tim segera ke lokasi untuk melakukan pengkajian dan pengumpulan data serta informasi lapangan,” ujar Raja Darmika, Senin 30 Juni 2025.

Dari hasil pendataan, diketahui bahwa terdapat empat rumah terdampak. Satu unit rumah dalam kondisi tidak berpenghuni mengalami rusak total, sementara tiga rumah lainnya mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Selain melakukan kaji cepat, BPBD Natuna juga menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak berupa terpal, matras, selimut, kasur, dan hygiene kit. Bantuan ini disalurkan sebagai bentuk respons awal guna meringankan beban warga terdampak.

Penanganan bencana ini turut melibatkan berbagai pihak, termasuk Babinsa, Bhabinkamtibmas dari Polsek Bunguran Timur, Lurah Kota Ranai, ketua RT setempat, dan warga sekitar bahu-membahu membantu proses evakuasi dan pendataan.

Dalam kesempatan tersebut, Raja Darmika juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir.

“Warga yang tinggal di tepi pantai kami imbau untuk membangun rumah dengan bahan-bahan kuat, tahan angin. Untuk rumah berada di dekat pohon besar, sebaiknya dilakukan pemangkasan atau penebangan pohon berisiko tumbang, guna menghindari bahaya bagi penghuni,” tambahnya.

Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Menurutnya, mitigasi risiko harus dimulai dari lingkungan terdekat dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

(***Hn)

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan

Exit mobile version