Penurunan Peserta Didik PAUD Capai 15 Persen di Kecamatan Kundur

KARIMUN, harianmetropolitan.co.id- Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026 di Kabupaten Karimun telah selesai dilaksanakan pada 17 hingga 19 Juni 2025 lalu. Tahun ajaran baru pun resmi dimulai pada 14 Juli 2025, ditandai dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di semua jenjang pendidikan, termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Namun demikian, memasuki tahun ajaran baru ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karimun mencatat adanya penurunan signifikan jumlah peserta didik di jenjang PAUD, khususnya di Kecamatan Kundur. Berdasarkan hasil pendataan Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Nonformal (PNF), jumlah anak yang masuk ke satuan PAUD, terdiri dari Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS), mengalami penurunan hingga hampir 15 persen dibanding tahun ajaran sebelumnya.

Ketua Pusat Kegiatan Gugus (PKG) Kecamatan Kundur, Yulia Zelni Putri, ketika ditemui di TK Negeri Pembina Kundur, menyampaikan kekhawatirannya terhadap tren ini. “Contohnya di TK Negeri Pembina Kundur, pada tahun ajaran 2024/2025 jumlah peserta didik sebanyak 43 orang, namun tahun ini hanya 30 orang,” ujarnya, Senin 14 Juli 2025.

Secara keseluruhan, pada tahun ajaran lalu jumlah peserta didik PAUD di Kecamatan Kundur tercatat sebanyak 528 anak, sedangkan di tahun ajaran 2025/2026 ini hanya berjumlah 439 anak.

Penurunan ini tak hanya berdampak pada angka partisipasi pendidikan anak usia dini, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan guru-guru PAUD, terutama yang telah tersertifikasi. Banyak di antara mereka khawatir jumlah rombongan belajar (rombel) yang minim akan menyebabkan berkurangnya jam mengajar, dan pada akhirnya bisa berdampak pada pencairan tunjangan sertifikasi mereka.

Menanggapi kondisi ini, Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Razali, menjelaskan bahwa penurunan bukan disebabkan oleh kurangnya minat orang tua dalam menyekolahkan anak, tetapi karena memang jumlah anak usia dini di Kecamatan Kundur secara demografis mengalami penurunan.

“Kami memahami kekhawatiran para guru. Namun kami berharap mereka tetap semangat dan profesional dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan, meskipun dihadapkan pada tantangan seperti ini,” tutur Razali.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karimun akan terus memantau perkembangan ini dan mencari solusi jangka panjang demi memastikan keberlangsungan layanan pendidikan anak usia dini berkualitas di seluruh wilayah Kabupaten Karimun.

(***Hn)

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan

Exit mobile version