
Tanjungpinang, harianmetropolitan.co.id – Pawai Tatung “Spirit of Tatung” 2025 bertajuk Memberkati Negeri, Berkah untuk Kepri digelar pertama kali sebagai event besar di Tanjungpinang. Acara dibuka Wakil Wali Kota Raja Ariza, Minggu (16/11) di Jalan Merdeka, Kota Lama.
Arak-arakan diikuti 14 kelenteng dan dilepas dari Dermaga Pelantar 2, bergerak ke Pelantar 1, Jalan Pasar Ikan, Pasar Baru, Gambir Pelantar 3, Teratai, Ketapang, Bakar Batu, Tambak, Mawar, dan berakhir di panggung utama Jalan Merdeka. Masyarakat memadati area dan sepanjang rute untuk menyaksikan atraksi Tatung.
Dalam sambutannya, Raja Ariza menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi Pemerintah Provinsi Kepri dan Ikatan Tionghoa Muda yang menghadirkan tradisi Tatung dalam satu rangkaian besar. Kegiatan yang biasanya berlangsung terpisah di masing-masing vihara kini dapat dinikmati masyarakat luas.
“Ke depan, kami berharap peserta tidak hanya dari Tanjungpinang, tetapi juga dari Singapura dan Malaysia agar penyelenggaraan pawai semakin ramai,” ujarnya.
Raja Ariza juga menyampaikan rasa bangga melihat aksi para peserta muda yang tampil dalam acara tersebut. Penampilan mereka menunjukkan semangat besar dalam menjaga tradisi dan mampu menjalankan peran masing-masing dengan sukses.
“Atraksi anak-anak muda hari ini menjadi bukti kepiawaian mereka merawat warisan budaya. Spirit of Tatung berhasil mereka hadirkan dengan sangat luar biasa,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Hasan, mengapresiasi Ikatan Tionghoa Muda yang menggagas kegiatan Spirit of Tatung bersama Dispar Kepri. Ia menyebut pawai Tatung sudah dimasukkan ke dalam kalender pariwisata Kepri 2025 dan menjadi agenda ke-11 yang digelar setiap bulan November.
Pemprov Kepri, lanjut Hasan, telah menyiapkan 13 event untuk kalender pariwisata 2026, yang akan diluncurkan pada 25 November 2025 melalui acara budaya internasional yang menghadirkan lima negara dan sepuluh provinsi.
“Spirit of Tatung ini merupakan kegiatan yang luar biasa. Dalam perspektif budaya, tradisi menjadi identitas bangsa, sementara bagi pariwisata, budaya berperan sebagai jiwa kebudayaan. Keduanya tidak bisa dipisahkan,” ucapnya.
Hasan menambahkan, tradisi, budaya, seni, serta adat yang turun-temurun sudah melekat di kota ini. Spirit of Tatung, yang menjadi event tahunan Provinsi Kepri, diharapkan pada 2026 dapat digelar dalam skala lebih besar, termasuk kemungkinan menghadirkan kontestan dari beberapa negara tetangga.
“Kami yakin kegiatan ini akan menjadi atraksi wisata dan hiburan di Tanjungpinang, sekaligus mendorong pergerakan UMKM di ibu kota provinsi Kepri,” ujarnya.
Acara yang dimeriahkan dengan tarian, atraksi liong, dan barongsai juga dihadiri Ketua Dewan Pengurus Provinsi Kepri Ikatan Tionghoa Muda, Ketua Asparnas, tamu dari Tiongkok, perwakilan Disbudpar Kota Tanjungpinang, dan tokoh masyarakat Tionghoa. (Adv/Dinas Kominfo)