
NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Permainan domino ternyata tidak hanya soal keberuntungan atau hiburan semata. Bagi Raja Mustaqim, tokoh muda asal Kabupaten Natuna, permainan yang sederhana ini justru menyimpan filosofi mendalam tentang strategi, pemikiran, dan nilai kehidupan.
Melalui ajang Turnamen Domino Natuna yang digagasnya baru-baru ini, Raja Mustaqim ingin menegaskan bahwa permainan ini bisa menjadi wadah pembelajaran berpikir cepat, berstrategi, serta mempererat silaturahmi antarwarga. Lebih dari itu, turnamen ini juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat dengan total hadiah mencapai Rp26 juta.
“Domino bukan hanya permainan pukul batu. Di dalamnya ada filosofi: berpikir sebelum melangkah, menghitung risiko, dan menerima konsekuensi dari setiap langkah yang diambil,” ujar Raja Mustaqim saat ditemui usai kegiatan.
Menurutnya, melalui permainan sederhana seperti domino, masyarakat bisa belajar berpikir sistematis dan taktis. Setiap keputusan dalam permainan mencerminkan bagaimana seseorang mengambil sikap dalam hidup, menimbang, membaca peluang, lalu bertindak dengan keyakinan.
Turnamen yang digelar di Natuna tersebut diikuti puluhan peserta dari berbagai kecamatan. Selain memperebutkan hadiah utama, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi lintas usia dan profesi. Warga terlihat antusias, bahkan beberapa pelaku UMKM turut membuka lapak di sekitar lokasi kegiatan.
Raja Mustaqim menyampaikan, tujuan utama kegiatan ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga bagian dari pemberdayaan masyarakat lokal. Melalui kegiatan positif seperti ini, ia berharap semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Natuna semakin tumbuh.
“Turnamen ini untuk semua, dari kita dan untuk kita. Hadiah Rp26 juta hanyalah simbol semangat kebersamaan dan apresiasi atas sportivitas,” tambahnya.
Selain nilai hiburan, kegiatan tersebut juga dianggap mampu menggerakkan ekonomi kecil masyarakat. Para pedagang lokal dan pelaku UMKM turut merasakan dampak langsung dari ramainya kegiatan tersebut.
Beberapa peserta juga menilai kegiatan ini sebagai wadah baru bagi masyarakat Natuna untuk menyalurkan hobi sekaligus mengasah kemampuan berpikir strategis.
“Seru dan menantang, tapi juga mendidik. Tidak sekadar main, tapi melatih kita berpikir dan menjaga emosi,” ujar salah satu peserta.
Dengan semangat filosofi “batu domino”, Raja Mustaqim berharap kegiatan serupa bisa terus digelar secara rutin untuk mempererat hubungan sosial dan memupuk solidaritas masyarakat Natuna.
“Kita ingin jadikan domino ini bukan sekadar permainan, tapi juga ruang berpikir, bersosialisasi, dan membangun nilai-nilai kehidupan,” pungkasnya.
Kegiatan yang sederhana namun sarat makna ini menjadi contoh bagaimana olahraga rakyat bisa menjadi alat pendidikan sosial dan wadah memperkuat kebersamaan di tengah masyarakat kepulauan.
Berita ini dirilis dari media PotretNusantara.id dengan penyesuaian gaya penulisan Harian Metropolitan.
