
Tanjungpinang- (harianmetropolitan.co.id). Terbukti menjadi kurir atau perantara peredaran gelap narkoba jenis sabu seberat 7325 gram, terdakwa Randa Delina Winata (26) divonis hakim dengan hukuman selama 14 tahun penjara.
Vonis yang diterima terdakwa tersebut dibacakan majelis hakim yang dipimpin M Djauhar Setyadi SH MH dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Tanjungpinang, Kamis (27/8/2020) lalu.
“Atas perbuatannya, terdakwa dijatuhi hukuman selama 14 tahun penjara,” terang hakim membacakan amar putusannya.
Tidak hanya hukuman badan, terdakwa juga dikenakan hukuman membayar denda senilai Rp 1 miliar subsider enam bulan kurungan.
Dalam amar putusan hakim, terdakwa dinilai terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Putusan tersebut lebih ringan dari tuntutan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Mona Amalia yang sebelumnya menuntut terdakwa dengan hukuman selama enam belas tahun penjara.
Terhadap putusan tersebut, terdakwa hanya bisa pasrah dan mengatakan menerima, begitu juga dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
“Terima Yang Mulia,” ujar terdakwa yang mendengarkan pembacaan amar putusan secara virtual.
Dalam dakwaan JPU, terdakwa diamankan anggota Satresnarkoba Polres Tanjungpinang tanggal 13 Februari 2020 di rumah terdakwa di Kota Batam.
Penangkapan dilakukan berawal dari informasi dari masyarakat yang diterima Satresnarkoba Tanjungpinang terkait adanya barang yang dicurigai berisi narkotika yang akan dikirim ke Batam di Pelantar II Tanjungpinang.
Lalu, warga tersebut bersama polisi mendatangi lokasi di Pelantar II, Kota Tanjungpinang. Setibanya di tempat tersebut mereka melihat ada barang diduga narkotika jenis sabu yang akan dikirim ke Batam.
Kemudian, polisi melakukan pengejaran hingga ke Batam dan akhirnya mengikuti sebuah mobil yang dikendarai terdakwa. Dengan mengendarai mobil, terdakwa ketika itu mengambil sebuah karung yang diduga berisi sabu di sekitar Pantai Melayu, Kota Batam dan membawanya pulang.
Nah, usai beberapa saat terdakwa di rumahnya, petugas langsung mengamankannya. Rumah terdakwa lalu digeledah petugas dan menemukan tujuh paket besar yang diduga berisi sabu. Paket yang kemudian dijadikan barang bukti tersebut saat itu berada di dalam Kardus AC yang terletak di dalam kamar rumah.
Setelah dibuka, tujuh paket tersebut berisi kristal warna putih dengan berat paket pertama hingga tujuh masing-masing 975 gram, 1050 gram, 1050 gram, 1000 gram, 1050 gram, 1100 gram dan 1100 gram.
Berdasarkan hasil Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri, bahwa kristal warna putih tersebut disimpulkan adalah benar mengandung narkotika jenis Metamfetamina.
Atas temuan tersebut, lalu terdakwa dibawa petugas ke Tanjungpinang. Dari hasil pengembangan, terdakwa mengatakan jika dirinya hanya disuruh seseorang bernama Pa’ad (DPO) dan seorang lagi yang tidak dikenal terdakwa untuk mengambil barang tersebut di Pantai Melayu, Kota Batam.
Ia mau mengambil barang tersebut karena dijanjikan akan diberikan upah sebesar Rp 15 juta per kilogram apabila berhasil menyerahkan barang tersebut kepada orang lain. Akan tetapi, belum menerima upah, terdakwa keburu ditangkap polisi hingga akhirnya disidangkan di pengadilan.
Penulis: Rindu Sianipar.
Editor: Doni Sianipar.