
Penulis: Nova Avriliani. Mahasiswa Universitas Raja Ali Haji Fisabililah (Umrah)
harianmetropolitan.co.id, –Perairan laut Arafura merupakan salah satu wilayah perairan di Indonesia, akan kaya potensi sumberdaya perikanan.
Nilai biodiversity jenis udang penaeid dan jenis ikan demersal yang memiliki nilai ekonomis penting tersedia di sana. Hal ini lah yang menjadi incaran para pengusaha di bagian perikanan.
Wilayah laut Arafura ini terletak di Provinsi Maluku bagian tenggara dan berbatasan dengan pantai Irian Jaya di sebelah barat daya. Laut Arafura memiliki luas wilayah yang mencapai 650.000 km dengan kedalaman laut maksimal kurang lebih sekitar 3,68 km dan merupakan laut transgresi didangkalan sahul.
Potensi perikanan besar yang terdapat pada laut Arafura ini tidak terlepas dari keberlimpahan yang diperoleh dari habitat ekosistem yang tersebar di sepanjang pantainya. Sebagaimana diketahui bahwa perairan laut ini merupakan perairan dangkal dengan kedalaman tidak kurang dari 100 m.
Karakteristik lingkungannya sangat beragam, dipengaruhi oleh struktur dan massa jenis air laut dari perairan sekitar.
Pada perairan ini memiliki dua rantai makanan yang berupa basis plankton arah tingkatan trofik yang merupakan plankton-ikan kecil yakni untuk makanan ikan demersal/pelagis. Basis detritus arah tingkatan trofik yaitu organisme pemakan detritus-sedenter/udang-ikan demersal.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Riset Laut pada tahun 2006 berhasil menemukan 228 spesies, mewakili 101 famili kelompok sumberdaya diantaranya ikan hiu (shark), ikan pari (shell), dan beberapa biota invertebrate.
Kelompok ikan demersal merupakan hasil tangkapan paling banyak yang mencapai 58,89 persen, kemudian disusul ikan pelagis 11,36 persen, kepiting 9,88 persen, udang 7,80 persen dan lain-lainnya kurang dari 4 persen.
Usaha penangkapan ikan dan udang di kawasan laut Arafura telah dimulai sejak tahun 1970 dan meningkat pada tahun 1984, maka tidak perlu untuk diragukan bahwa perikanan di wilayah laut Arafura memberikan kontribusi besar bagi ekspor Indonesia untuk setiap tahunnya, sekitar 30%.
Agar dapat dipastikan pengelolaan berjalan dengan baik, Pemerintah Republik Indonesia melaksanakan kegiatan pengelolaan kelautan dan perikanan di ujung timur perairan Arafura dan Timor. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggandeng badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pembangunan (UNDP).
Indonesia memang sudah sangat terkenal dengan keberagaman, keberlimpahan, serta kekayaan sumberdaya alam yang dimilikinya.
Disini lah tugas kita sebagai warga negara yang baik untuk dapat ikut andil dalam menjaga kekeyaan sumberdaya tersebut. (*)