Geopark Bersinar di Perbatasan Utara NKRI

NATUNA- Ribuan bahkan diperkirakan jutaan tahun lalu ombak maupun air hujan serta cuaca sedikit demi sedikit mengikis bebatuan itu hingga terbentuk tebing berlapis-lapis. Tebing itu kini jadi tempat penghilang rasa penat. Angin sepoi-sepoi menyapu rasa gundah di hati. Air laut berwarna kebiru-biruan itu membawa pikiran sangat jauh untuk menyelami isinya.Bermil-mil, bahkan ratusan mil perairan itu menyimpan sejuta potensi. Dari atas bebatuan yang kokoh itu mata tidak pernah lelah, tidak pernah bosan menikmati keindahannya.

Banyak kata-kata yang ingin terucap untuk menggambarkan keindahannya. Tapi tidak bisa teruntai kecuali hanya kepuasan diri saat memijakkan kaki di sana sambil menikmati keindahan hamparan lautan yang masih murni tersebut.

Tanjung Tajuk. Itulah nama objek wisata yang eksotis itu. Lokasinya di Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna. Pengunjung yang datang ke sana banyak yang menamainya Grand Canyon Natuna karena dianggap mirip seperti yang ada di utara Arizona, Amerika Serikat itu. Keindahan Tanjung Datuk makin melengkapi seluruh destinasi wisata di Natuna. Tanjung Datuk ini merupakan salah satu geosite Indonesia yang ada di perbatasan Utara ini.

Masih ada geosite lainnya di Natuna seperti Geosite Batu Kasah, Geosite Pulau Akar, Geosite Senubing, Geosite Pulau Senoa dan Geosite Tanjung Datuk. Selain itu ada juga Geosite Pulau Sedanau, Geosite Gunung Ranai dan Geosite Pantai Gua.

Geosite Batu Kasah berada di Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan. Lokasi ini menjadi objek wisata dengan pemandangan yang memadukan hamparan pasir putih, dengan susunan bebatuan granit alami.

Bebatuan yang sangat sulit menentukan usianya. Terkadang pengunjung naik ke bebatuan itu sambil menunggu matahari terbenam dan ditemani suara ombak yang pecah di bawah batu tersebut.

Baca Juga :   Kunker ke Sejumlah Kecamatan, Bupati Natuna Serahkan Bantuan Hibah Rumah Ibadah

Adapun Geosite Pulau Akar terletak di Desa Cemaga, Bunguran Selatan. Geosite ini merupakan pulau kecil tanpa hamparan pasir putih. Pulau ini berpondasikan batu-batu. Di tengahnya ada pepohonan. Hamparan laut hijau kebirubiruan mengelilinginya.

Semua geosite ini merupakan taman geologi atau taman bumi yang disebut Geopark. Pada November 2018 lalu, Geopark Natuna ini telah diakui dan ditetapkan menjadi Geopark Nasional oleh Komite Nasional Geopark Indonesia.

Tidak banyak di Indonesia yang seperti ini. Bahkan untuk Provinsi Kepri, Geopark Nasional hanya ada di Natuna. Anugerah yang tak ternilai. Inilah salah satu harapan baru yang akan menjadikan Natuna menjadi tujuan wisata terpenting nantinya.

Sebagai Taman Bumi Nasional yang sudah ditetapkan pemerintah pusat, impian besar masih menanti di depan. Tak cukup hanya dijadikan taman bumi nasional.

Karena seluruh geosite di Natuna, sangat layak ditetapkan masuk daftar Unesco Global Geopark (UGG) karena keragaman geologi, keragaman hayati dan keragaman budayanya. (*)

Telah dibaca 459 kali

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan