
KARIMUN-harianmetropolitan.co.id– Aktifitas bongkar muat di Pelabuhan Zaenal, Kolong, Kecamatan Karimun, terlihat ramai, Kamis 17 Juli 2024 dini hari, sekitar pukul 05:00 WIB. Para kru dua unit kapal motor berkapasitas antara 3 sampai 5 GT (Gross Tonnage), itu sibuk melansir berbagai barang, seperti buah, sayur dan barang kelontong. Uniknya, proses bongkar muat kapal diduga dari Kota Batam itu, minim pengawasan dari instansi terkait, seperti Syabandar, Bea Cukai dan Balai Karantina Kabupaten Karimun.
Saat dikonfirmasi wartawan, kedua kru kapal asal Kota Batam itu, enggan mengungkap identitasnya. Namun, mereka mengakui, jika kapal itu dari Kota Batam, membawa kebutuhan pokok. “Kami dari Batam berangkat pukul 20:00 WIB dan sampai di Karimun 05:00 WIB,” ucap pria berbadan tegap, kru kapal yang sampai saat ini tidak diketahui apa nama kapal motor asal Kota Batam tersebut.
Bararang-barang tersebut sebagian di kemas dalam kardus dan sebagian lain di dalam karung. Kuat dugaan, kapal tersebut tidak dilengkapi dokumen Surat Izin Berlayar (SIB). Hal ini diperkuat dengan pengakuan Kepala Syabandar Pelabuhan Kolong, Safaruddin. “Sudah beberapa kali kami tegur, untuk disiapkan dokumen SIB dan dilaporkan pada kami, tapi sampai saat ini tidak ada juga laporan,” ucapnya.
Perlunya pengawasan terkait aktifitas bongkar muat barang di setiap pelabuhan, terutama pelabuhan “tikus”, semestinya menjadi atensi instansi terkait. Sebab, aktifitas bongkar muat di pelabuhan tanpa pengawasan, bisa menimbulkan pelanggaran hukum lain, seperti penyeludupan. (*Hariono)