Tantangan Dalam Pengembangan Kawasan Geopark Natuna

NATUNA, harianmetropolitan.co.id- Natuna yang merupakan wilayah crossborder resmi ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional bersamaan dengan 8 Geopark lainnya di Indonesia pada tahun 2018 lalu. Geopark Natuna akan segera diusulkan sebagai Global Geopark UNESCO.

Hal ini karena Natuna memiliki Geo Diversity (Keanekaragaman Bebatuan), Bio Diversity (Keanekaragaman Hayati) dan Culture Diversity (Keanekaragaman Budaya). Tujuan utama pengembangan Geopark adalah untuk mengeksplorasi, mengembangkan dan mengoptimalkan keterkaitan antara warisan geologi, warisan alam dan warisan budaya serta warisan budaya tak benda (intangible heritage) untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Warisan geologi yang dimiliki Geopark Natuna dinilai dari keunikan geologi di antaranya: Alif Stone Park, Tanjung Datuk, Gua Kamak, Bukit Kapur, Tanjung Senubing, Pulau Tiga, Batu Kasah, Teluk Depeh, Pulau Akar dan Pian Padang. Sedangkan keunikan non-geologi yaitu Kota Pelangi dan Tok Nyong.

Ketua BP Geopark Natuna Muhammad Alim Sanjaya menyampaikan, Geopark merupakan sebuah konsep manajemen pengembangan kawasan (dengan luas tertentu) secara berkelanjutan, yang memadukan tiga keanekaragaman alam. Yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya (culturaldiversity).  “Dalam pengembangannya, konsep ini berpilar pada aspek konservasi, edukasi, pemberdayaan masyarakat, dan penumbuhan nilai ekonomi lokal melalui geowisata,” jelas Muhammad Alim.

Menurutnya, ada 9 geosite atau potensi destinasi wisata yang masuk dalam Geopark Natuna. Antara lain Pulau Akar, Batu Kasah, Gunung Ranai, Pantai Gua dan Bamak, Pulau Senua, Pulau Setanau, Senubing, Tanjung Datuk serta Taman Batu Alif. Hal ini menjadikan potensi wisata yang luar biasa untuk dikembangkan ke depan.

“Untuk itu, perlu melibatkan masyarakat tempatan guna menjaga dan mengelola Geopark tersebut. Sehingga bisa dimanfaatkan menjadi objek wisata, tempat penelitian, konservasi flora dan fauna dan sebagainya, yang tidak mengubah tatanan geologi,” paparnya.

Baca Juga :   Sekdaprov Kepri Adi Prihantara Menjadi Ketua Kwarda Pramuka Kepri 2022-2027

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Buralimar mengatakan, ada  salah satu Geopark tertua di Pulau Akar yang batunya berusia 1.500 juta tahun dari hasil penelitian UNESCO. Kita akan jadikan Geopark ini sebagai destinasi baru Natuna dan Kepri. Natuna akan menjadi destinasi wisata masa depan Indonesia.

“Pemerintah pusat melalui Menlu dan Kementerian ESDM telah memberikan perhatian lebih terhadap Geopark Natuna, untuk itu Pemprov dan Pemkab Natuna harus mendukung secara maksimal”, ujarnya.

Berdasarkan hasil riset oleh Pusat Riset Geopark dan Kebencanaan Geologi UNPAD, Natuna memiliki potensi keberagaman hayati yang luar biasa terdiri dari 101 spesies burung, 34 spesies mamalia, 30 spesies amfibi, 56 jenis reptilia, 75 spesies kupu-kupu, 15 spesies capung, 7 spesies tawon, 33 spesies ikan air tawar, penyu, terumbu karang serta hutan mangrove. Ini adalah potensi untuk wisata edukasi bagi wisatawan.

Selain itu, Natuna begitu kaya akan keberagaman budaya mulai dari kesenian seperti badrah, hadrah, zapin dan mendu. Tradisinya pun beragam seperti silat, permainan gasing, lomba pacu kolek dan jangkung, adat perkawinan. Beragam cagar budaya, situs purbakala, situs sejarah, museum, makanan tradisional hingga kerajinan tradisional pun dimiliki Natuna.

Kadisbudpar Natuna, Hardiansyah mengungkapkan, “ada beberapa kendala bagi Natuna dalam pengembangan geopark khususnya dan pariwisata pada umumnya yaitu menyangkut 3A yang harus dipenuhi oleh destinasi wisata yaitu: 1. Aksesibilitas, transportasi dari dan ke Natuna masih terbatas dan tiketnya masih sulit dijangkau, 2. Atraksi, hal ini tidak menjadi masalah karena Natuna punya banyak atraksi, dan 3. Amenitas, sarana dan prasarana pendukung ini yang masih sangat minim bagi Natuna”.

“Terlepas dari itu, kami sangat berharap agar Geopark Natuna dapat berkembang dan menyasar pada sekmen khusus seperti wisatawan minat khusus untuk pendidikan, penelitian dan konservasi” tutupnya. (*)

Baca Juga :   Bupati Natuna Inginkan Kegiatan Geo Sport dan Bazar, Gerakkan Ekonomi Masyarakat

Telah dibaca 257 kali

Bagikan

Recommended For You

About the Author: Redaksi Harian Metropolitan